JAKARTA – Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), memaparkan berbagai pencapaian dan kebijakan inovatifnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI. Setelah 100 hari menjabat, ia mengungkapkan sejumlah program prioritas yang menjadi landasan visi pendidikan yang lebih baik.
Di bawah kepemimpinannya, Kemendikdasmen menetapkan enam program utama: penguatan pendidikan karakter, wajib belajar 13 tahun, pemerataan akses pendidikan, peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru, pengembangan talenta siswa, perbaikan sarana pendidikan, serta pembangunan kebahasaan dan kesastraan. “Kami ingin memastikan pendidikan tidak hanya mencetak generasi cerdas, tetapi juga berkarakter,” ujar Abdul Mu’ti dengan tegas.
Berbagai langkah percepatan juga dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dari PAUD hingga SMA. Di bidang pengelolaan guru dan tenaga kependidikan (GTK), program peningkatan kesejahteraan guru melalui tunjangan sertifikasi, redistribusi guru ASN, dan percepatan sertifikasi pendidik menjadi sorotan. Tercatat, 605.650 guru berhasil lulus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) pada November-Desember 2024.
Selain itu, program Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan Senam Indonesia Hebat mendapat sambutan positif. Penguatan literasi berbasis PISA, pengembangan SMK berbasis pabrik, dan Pendidikan Kecakapan Kerja juga turut memperkuat sistem pendidikan vokasi di Indonesia.
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi atas berbagai terobosan tersebut. “Banyak kebijakan yang sangat berpihak kepada siswa dan guru, menciptakan suasana belajar yang kondusif. Namun, kami harap perhatian khusus diberikan kepada daerah 3T dan wilayah terdampak bencana,” ungkap Hetifah.
Ia juga menekankan pentingnya pemanfaatan anggaran pendidikan yang sesuai dengan amanat konstitusi. “Dengan anggaran sebesar 33,5 triliun pada 2025, besar harapan kami agar Kemendikdasmen dapat memaksimalkan dana ini untuk kemajuan pendidikan nasional,” tutup Hetifah.
Langkah 100 hari Abdul Mu’ti ini membuktikan komitmennya terhadap transformasi pendidikan Indonesia, memberikan optimisme baru bagi masa depan generasi penerus bangsa.(***)