JAKARTA – Setiap bulan Oktober, Indonesia memperingati peristiwa bersejarah yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
Ikrar kebangsaan ini dihasilkan melalui Kongres Pemuda Kedua pada Oktober 1928, yang menyatukan para pemuda dari beragam daerah, suku, dan agama untuk membangun persatuan dalam bingkai satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, yakni Indonesia. Peringatan ini menjadi tonggak penting bagi persatuan Indonesia dan diharapkan terus dihayati dan diwujudkan oleh generasi penerus.
Sejak tahun 1980, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memperkenalkan Bulan Bahasa dan Sastra (BBS) sebagai bagian dari upaya memperingati Sumpah Pemuda sekaligus memperkuat identitas nasional melalui bahasa.
Dalam keterangan pers yang disampaikan pada acara Taklimat Media Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2024 di Jakarta, Sabtu (26/10/2024), Sekretaris Badan Bahasa Hafidz Muksin menjelaskan tujuan dari perayaan BBS ini.
“Perayaan Bulan Bahasa dan Sastra dilandasi oleh semangat bahwa mengutamakan bahasa Indonesia, sekaligus melestarikan bahasa daerah dan menguasai bahasa asing, merupakan langkah memperkuat bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan identitas nasional kita,” ujar Hafidz.
Menurutnya, tema BBS tahun ini, “Berbahasa Cerdas untuk Generasi Emas,” relevan dengan cita-cita Indonesia menyongsong 100 tahun kemerdekaan pada tahun 2045.
Tema ini juga selaras dengan harapan untuk melahirkan “Generasi Emas 2045,” yang cerdas berbahasa, berwawasan luas, dan memiliki kecintaan mendalam pada bahasa Indonesia. Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Ganjar Harimansyah, menyatakan bahwa momen Bulan Bahasa ini menjadi ajang penguatan kedaulatan kebahasaan dalam bidang pendidikan.
“Bulan Bahasa menjadi momen untuk menguatkan kedaulatan kebahasaan kita di bidang pendidikan,” ungkapnya.
Di sisi lain, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa, Imam Budi Utomo, menambahkan bahwa kecerdasan berbahasa mencakup kemampuan menggunakan bahasa secara reseptif dan produktif. “Berbahasa cerdas juga berarti mampu melihat potensi bahasa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Imam.
Ia menekankan pentingnya keterampilan berbahasa yang mumpuni demi keberlangsungan sosial, keprofesian, dan keilmiahan.
Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2024 ini diselenggarakan secara hibrida, menggabungkan partisipasi daring dan luring, dengan tujuan merangkul lebih banyak lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak untuk membina dan mengembangkan bahasa serta sastra Indonesia.
Melalui perayaan ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya bahasa sebagai alat pemersatu sekaligus sarana menjunjung nilai-nilai kebinekaan. ***