Guncang Demokrasi! Sultan Najamuddin Usul Gubernur Tak Lagi Dipilih Rakyat!

- Penulis

Sabtu, 22 Februari 2025 - 09:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sultan  B Najamudin dan pimpinan lainnya GKR Hemas, Yorrys Raweyai serta Tamsil Linrung.  (Tangkapan layar TV Parlemen)

Sultan B Najamudin dan pimpinan lainnya GKR Hemas, Yorrys Raweyai serta Tamsil Linrung. (Tangkapan layar TV Parlemen)

JAKARTA – Usai pelantikan kepala daerah hasil Pilkada Serentak 2024 oleh Presiden Prabowo Subianto, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sultan B Najamuddin, mewacanakan agar pemilihan gubernur dilakukan secara tidak langsung.

Hal tersebut disampaikan Sultan setelah menghadiri pelantikan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (20/2/2025).

Ia menegaskan bahwa wacana ini masih sebatas opini pribadi, namun ia yakin gagasan ini akan memicu diskusi di tengah dinamika demokrasi Indonesia.

“Kami sangat menyadari bahwa gagasan ini akan menimbulkan perdebatan. Namun, ini adalah sesuatu yang perlu kita pikirkan bersama,” ujar Sultan, Sabtu (22/2/2025).

Menurutnya, secara empiris, gubernur adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah.

Hal ini selaras dengan sistem pemerintahan presidensial yang dianut Indonesia sebagai negara kesatuan.

“Secara yuridis, kita tahu bahwa gubernur memiliki peran strategis dalam menjalankan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di kabupaten/kota. Posisi ini sangat penting sebagai representasi Presiden di daerah,” tegas Sultan.

Lebih lanjut, Sultan menekankan bahwa Indonesia bukanlah negara federal, sehingga banyak urusan pembangunan daerah yang tetap menjadi kewenangan pemerintah pusat. Ia mengingatkan agar jangan sampai perbedaan ideologi dan kepentingan politik membuat seorang gubernur tidak sejalan dengan program pemerintah pusat.

“Jangan sampai karena perbedaan warna politik dan ideologi, ada gubernur yang enggan menjalankan kebijakan pusat di daerahnya,” tambahnya.

Menurutnya, pemerintah pusat membutuhkan gubernur yang benar-benar representatif dan memiliki legitimasi kuat untuk memastikan jalannya pemerintahan daerah tetap sejalan dengan visi nasional.

“Jika gubernur dipilih secara tidak langsung, proses demokrasi lokal akan menjadi lebih efisien dan sederhana. Selain itu, sistem ini juga dapat memperkuat prinsip good governance dalam sistem presidensial,” jelasnya.

Sultan juga menyoroti pelantikan kepala daerah yang dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo sebagai momen bersejarah yang patut diapresiasi.

“Kita bisa melihat adanya energi politik yang sama antara presiden dan para kepala daerah. Presiden ingin menyatukan visi dan membangun kedekatan emosional, sehingga hubungan antara pemerintah pusat dan daerah lebih harmonis,” ungkap Senator asal Bengkulu itu.

Saat ditanya soal mekanisme pemilihan gubernur secara tidak langsung, Sultan menyebut hal ini perlu dikaji bersama oleh berbagai pihak, termasuk akademisi, partai politik, pemerintah, dan masyarakat.

Ia mengusulkan skema pemilihan berjenjang, di mana bakal calon gubernur mengikuti proses seleksi dan uji kelayakan di DPRD provinsi. Setelah itu, nama-nama yang lolos akan diusulkan kepada Presiden untuk dipilih menjadi gubernur dan wakil gubernur.

“Sekali lagi, ini hanya pandangan pribadi yang sudah saya tuangkan dalam buku Green Democracy. Dengan jadwal Pilkada yang masih lima tahun lagi, kita punya cukup waktu untuk merancang sistem yang lebih sederhana dan efektif,” tutupnya. ***

 

Penulis : lazir

Editor : ameri

Berita Terkait

Mahfuz Sidik Ajak Generasi Muda Pelajari Geopolitik dan Perubahan Politik Global
Survei IPO: 73 Persen Warga Nilai Ekonomi Nasional Semakin Baik
Gagasan Membentuk Panitia Konstitusi Untuk Kembali ke Demokrasi Pancasila dan UUD 1945 Menggema
Optimalisasi Desentralisasi Terhambat, Dedi Iskandar Batubara Soroti Sentralisasi Kewenangan dan Penurunan Dana Transfer Daerah
AHY Gelar Dialog Rakyat di HUT ke-24 Demokrat, Serap Aspirasi dan Cari Solusi Bersama
IPO: Sri Mulyani hingga Budi Arie Jadi Beban Politik dalam Reshuffle Prabowo
IPO: Reformasi Polri dan Konsolidasi Politik Jadi Kunci Meredam Gejolak Publik
Ketua Umum DPP Parfi Soultan Saladin Kritik Artis di DPR: “Lebih Baik Mundur daripada Gaji Buta”

Berita Terkait

Minggu, 9 November 2025 - 11:48 WIB

Mahfuz Sidik Ajak Generasi Muda Pelajari Geopolitik dan Perubahan Politik Global

Rabu, 22 Oktober 2025 - 04:52 WIB

Survei IPO: 73 Persen Warga Nilai Ekonomi Nasional Semakin Baik

Rabu, 15 Oktober 2025 - 22:58 WIB

Gagasan Membentuk Panitia Konstitusi Untuk Kembali ke Demokrasi Pancasila dan UUD 1945 Menggema

Rabu, 10 September 2025 - 18:48 WIB

Optimalisasi Desentralisasi Terhambat, Dedi Iskandar Batubara Soroti Sentralisasi Kewenangan dan Penurunan Dana Transfer Daerah

Selasa, 9 September 2025 - 20:23 WIB

AHY Gelar Dialog Rakyat di HUT ke-24 Demokrat, Serap Aspirasi dan Cari Solusi Bersama

Berita Terbaru

Ketua Umum PB PBBS, Irjen Polisi (Purn) Imam Sudjarwo lepasbola voli putra Indonesia yang akan bertanding pada SEA Games Thailand. (foto. guntar)

Olahraga

Timnas Voli Putra SEA Games Thailand Target Emas

Sabtu, 15 Nov 2025 - 19:46 WIB

Mendiktisaintek Brian Yuliarto  dalam Rapat Tingkat Menteri Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi. (dok. rentak.id)

Pendidikan

300 Ribu Lowongan Terbuka, Pemerintah Percepat Reformasi Vokasi

Sabtu, 15 Nov 2025 - 11:42 WIB

Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin diacara COP30 Brasil (foto. dpdri)

Internasional

Ketua DPD RI Gaungkan Demokrasi Hijau di COP30 Brasil

Sabtu, 15 Nov 2025 - 10:38 WIB