Standar Ganda BOTI, Sinode GPdI Diduga Mainkan Aturan!

- Penulis

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 19:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jerry Nababan (dok. rentak.id)

Jerry Nababan (dok. rentak.id)

JAKARTA – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Provinsi DKI Jakarta, Jerry Nababan, S.H., memberikan tanggapan tegas atas surat Majelis Daerah (MD) DKI Jakarta Sinode GPdI Nomor 347/T.K/MD-DK J/VIII/2025 tanggal 8 Agustus 2025.

Jerry menyebut, surat tersebut belum memberikan klarifikasi yang memadai terkait dugaan gereja fiktif calon penerima Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) tahun 2025.

“Kami menemukan sejumlah gereja yang patut diduga fiktif karena tidak ada kegiatan ibadah di lokasi sebagaimana tercatat dalam Surat Keterangan Lapor Gereja. Namun, anehnya laporan pertanggungjawaban BOTI tetap diajukan dan diterima oleh Sinode GPdI. Hal ini perlu dijelaskan oleh pihak Sinode GPdI,” ujar Jerry dalam keterangannya di Majene, Sabtu (16/8/2025).

Menurut Jerry, dana hibah BOTI bersumber dari keuangan negara yang disalurkan melalui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan wajib mengikuti SOP BOTI yang telah disepakati bersama.

“Kami tegaskan, dana hibah BOTI bukan dana pribadi organisasi Sinode GPdI. Oleh karena itu, pendistribusiannya harus sesuai prosedur. Tidak boleh ada standar ganda. Prinsipnya sederhana: dana BOTI harus diberikan kepada gereja yang berhak,” tegasnya.

Lebih lanjut, Jerry menyoroti adanya laporan bahwa beberapa nama gereja dan gembala diduga fiktif. Ia menyinggung kasus GPdI Bermazmur yang dikaitkan dengan Pdt. Robby Kodong.

“Kami sangat menyayangkan sikap tidak pantas dari seorang pendeta yang justru melontarkan kalimat menantang dan bernada intimidatif. Seharusnya mengambil sikap introspeksi dan berdoa, bukan justru mencari pembenaran diri,” ucap Jerry.

LAKI DKI Jakarta juga mengungkap hasil investigasi terkait GPdI Immanuel Gaya Motor (Pdt. Yuzak Sutopo) yang menurut mereka tidak sesuai dengan alamat dalam Surat Keterangan Lapor Gereja.

“Kami menemukan perbedaan alamat. Bahkan, ada dugaan upaya intervensi terhadap pihak pelapor. Ini semakin menegaskan perlunya transparansi dan klarifikasi dari Sinode GPdI,” kata Jerry.

Ia menambahkan, jika klarifikasi yang diminta tidak segera diberikan, LAKI DKI Jakarta siap melaporkan kasus dugaan penyimpangan BOTI ke aparat penegak hukum.

“Jawaban dari Sinode GPdI akan menjadi dasar kami untuk menempuh upaya hukum berupa laporan resmi kepada Kejaksaan Agung, KPK, maupun Bareskrim Polri. Kami ingin memastikan bahwa dana BOTI benar-benar diberikan sesuai aturan dan tidak dimanfaatkan oleh gereja fiktif,” pungkasnya.

Penulis : lazir

Editor : ameri

Berita Terkait

Skandal Pencairan Dana Hibah BOTI Mengoyak Kredibilitas PGLII
Wanda Parulian Lubis Kecam Arogansi Aparat, Desak Presiden Copot Kapolri
TB Kusai Murroh Puji Kebijakan ATR/BPN, Tegaskan Sawah LP2B Tak Boleh Dialihfungsikan
JHN & Partner Apresiasi Kinerja Luar Biasa Kepala BPN Kab. Mamuju dan Jajarannya
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer Tersangka Korupsi Sertifikasi K3
KPK Tangkap Wamenaker Immanuel Ebenezer, DPR Desak Kemenaker Transparan
OTT Wamenaker, Dosen Trisakti: KPK Diuji Antara Penegakan Hukum atau Koreografi Politik
Said Iqbal Desak Tegakkan Anti-Korupsi Usai OTT Wamenaker oleh KPK

Berita Terkait

Selasa, 2 September 2025 - 10:25 WIB

Skandal Pencairan Dana Hibah BOTI Mengoyak Kredibilitas PGLII

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 20:36 WIB

Wanda Parulian Lubis Kecam Arogansi Aparat, Desak Presiden Copot Kapolri

Kamis, 28 Agustus 2025 - 12:14 WIB

TB Kusai Murroh Puji Kebijakan ATR/BPN, Tegaskan Sawah LP2B Tak Boleh Dialihfungsikan

Selasa, 26 Agustus 2025 - 17:37 WIB

JHN & Partner Apresiasi Kinerja Luar Biasa Kepala BPN Kab. Mamuju dan Jajarannya

Jumat, 22 Agustus 2025 - 20:12 WIB

KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer Tersangka Korupsi Sertifikasi K3

Berita Terbaru