JAKARTA – Ketua Umum PDI Perjuangan, Prof. DR (HC) Megawati Soekarnoputri, memberikan pesan tegas kepada kader partainya untuk tidak mudah marah dalam menyikapi karya seni. Hal ini disampaikan dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) anggota DPRD PDI Perjuangan yang dihadiri oleh sekitar tiga ribu peserta di JIEXPO Convention Center, Kemayoran, Jakarta, Jumat (25/1).
“Seni itu ekspresi. Kalau tidak mengerti seni, lebih baik diam saja. Jangan sok-sokan merasa paham,” ujar Megawati di hadapan ribuan peserta yang menyambutnya dengan tawa dan tepuk tangan.
Acara ini diawali dengan pameran seni di panggung utama, menampilkan berbagai lukisan karya seniman, termasuk seorang pekerja PPSU dari Jakarta. Rano Karno, yang turut mendampingi Megawati, memperkenalkan seniman tersebut sebagai contoh dedikasi pekerja yang juga memiliki bakat seni.
“Beliau ini PPSU, Bu. Sempat cuti kerja untuk ikut pameran. Lukisannya itu buat Ibu, menggambarkan Ibu bersama banteng,“ kata Rano sembari menunjuk lukisan yang memperlihatkan Megawati berdampingan dengan banteng gemuk yang tampak tertawa.
Melihat lukisan tersebut, Megawati berkomentar santai. “Lha, ini bantengnya kok lemu (gendut) dan bisa ngguyu (tertawa). Tapi ya bagus, niatnya menggambarkan kebahagiaan, kan?” candanya, yang kembali disambut tawa peserta.
Dalam kesempatan tersebut, Megawati juga bercerita bahwa ia pernah dilukis dengan tampilan yang tidak sesuai harapan. Bahkan, ia pernah dilukiskan menyerupai seekor entok (bebek).
“Saya pernah lihat lukisan, niatnya baik, tapi kok aku malah seperti entok. Tapi ya nggak apa-apa. Aku ketawa saja. Alhamdulillah, aku sudah pernah jadi entok,” katanya dengan nada bercanda, membuat suasana semakin hangat.
Menurut Presiden ke-5 RI ini, karya seni tidak boleh dipandang dari kacamata sempit. Ia menyesalkan adanya insiden pameran seni di Yogyakarta yang batal karena pandangan tertentu.
“Ekspresi seni itu milik seniman. Kita harus menghormatinya. Kalau ada yang merasa tersinggung, itu urusan mereka, bukan salah senimannya,” tegas Megawati. Ia pun berharap agar aparat keamanan, tidak gampang menghalangi pameran seni hanya karena adanya karya yang dianggap kontroversial.
Dalam kesempatan itu, Megawati juga berkelakar mengenai posisinya sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan. Saat Rano Karno menyebutnya seolah sedang berperan sebagai kurator seni, Megawati dengan jenaka merespons.
“Lha, saya ini ketum, ya. Kalau jadi kurator, itu berarti turun pangkat. Pasti ada yang mau ngambil posisi ini,” katanya sambil tersenyum lebar, kembali mengundang gelak tawa dari peserta.
Megawati juga sempat mengingatkan bahwa keluarga Bung Karno tidak hanya dikenal sebagai politisi, tetapi juga memiliki darah seni yang kental. Ia menyebut seni adalah bagian penting dari kehidupan yang harus dihargai. (***)