Kurikulum Merdeka Belajar, DPR: Para Ahli Meragukan Apakah Layak Sebagai Kurikulum Nasional!

- Penulis

Jumat, 3 Mei 2024 - 09:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


sejumlah ahli masih meragukan apakah kurikulum ini layak diadopsi sebagai kurikulum nasional. (dok. Kemendikbudristek)

sejumlah ahli masih meragukan apakah kurikulum ini layak diadopsi sebagai kurikulum nasional. (dok. Kemendikbudristek)

RENTAK.ID – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, mengkhawatirkan tentang kecemasan yang meluas di masyarakat Indonesia tentang kebijakan pendidikan terbaru, yakni Kurikulum Merdeka Belajar!

Menurut Faqih, saat peringatan Hari Pendidikan Nasional ke-65 (2 Mei), seharusnya menjadi waktu untuk mengevaluasi respon dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terhadap isu kontroversial yang muncul.

“Salah satunya adalah implementasi kurikulum nasional baru, yaitu Kurikulum Merdeka, yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 12 tahun 2024. Kurikulum ini diklaim lebih unggul daripada Kurikulum 2013 beserta revisinya pada tahun 2015,” kata politisi PKS ini, Jumat (3/5/2025)

Menurut Faqih, sejumlah ahli masih meragukan apakah kurikulum ini layak diadopsi sebagai kurikulum nasional, karena kurikulum merdeka belum dilengkapi dengan naskah akademik yang memuat filosofi pendidikan dan kerangka konseptual yang menjadi dasar pemikiran kurikulum merdeka.

“Selain itu, belum ada evaluasi akademis tentang keefektifan Kurikulum Merdeka sebagai solusi atas hilangnya pembelajaran selama pandemi Covid-19,” bebernya.

Faqih juga mempertanyakan kemampuan semua daerah untuk melaksanakannya dengan merata.

Dalam hal hasil Program for International Student Assessment (PISA) 2022, implementasi Kementerian terhadap kurikulum darurat Selama pandemi Covid-19 dianggap berhasil. Ranking Indonesia dalam PISA 2022 naik lima sampai enam tempat dibanding PISA 2018.

Baca Juga :  12 Strong dan Hostiles: Film Pilihan untuk Menyaksikan di Bioskop TransTV

“Namun, fakta tetap bahwa skor PISA untuk Indonesia dalam literasi membaca, matematika, dan sains menurun pada tahun 2022 dibanding tahun 2018. Oleh karena itu, perspektif kesuksesan PISA adalah relatif,” ujar Faqih.

Kurikulum baru ini juga menyebabkan kehebohan di media sosial mengenai peraturan seragam baru bagi siswa sekolah dasar sampai menengah.

“Pada kenyataannya, ini disebabkan oleh kurangnya upaya sosialisasi, karena aturan seragam masih sama dengan Permendikbud Nomor 50 tahun 2022,” kata Faqih.

Polemik lain yang muncul terkait Kurikulum Merdeka adalah ada yang mengatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler wajib Pramuka akan dihapuskan dari sekolah.

Meskipun Kementerian membantah hal itu, Namun keikutsertaannya menjadi sukarela bagi para siswa. Faqih berpendapat bahwa hal itu disayangkan karena Pramuka berkontribusi positif untuk mengembangkan karakter bangsa.

Masalah kesejahteraan pendidik seperti guru, dosen, dan tenaga pendidikan juga menjadi keprihatinan bagi masyarakat. “Klaritas status sebagai ASN-PPPK dan kesejahteraan pendidik dan tenaga pendidikan terus menyertai kita sebagai anggota DPR.”

Ironisnya, Faqih menyambungkan kesejahteraan pendidik, khususnya guru dan dosen, dengan kemampuan mereka untuk mendanai pendidikan universitas anak-anak mereka sendiri.

“Sebagai pahlawan pendidikan, mereka menghadapi biaya pendidikan tinggi yang semakin mahal, dengan biaya kuliah yang meningkat signifikan dari waktu ke waktu,” lanjutnya.

Baca Juga :  Kemendikbudristek Salurkan Dana BOSP Tercepat Sepanjang Sejarah dengan Fokus pada Akuntabilitas dan Kolaborasi

Dia menunjuk contoh kenaikan biaya kuliah baru-baru ini di Universitas Jenderal Soedirman (UnSoed), di mana biaya kuliah naik hingga 100 persen karena implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 25 tahun 2020 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kemendikbud.

Namun, akhirnya UnSoed mencabut keputusannya setelah ada demonstrasi masyarakat.

Faqih juga mengomentari kerjasama terbaru antara pinjaman online (fintech) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam pembayaran uang kuliah.

“Meskipun terlihat sebagai solusi cepat, skema pembayaran seperti itu melalui fintech umumnya menciptakan lebih banyak masalah daripada yang mereka selesaikan, karena bunganya sangat tinggi,” kata Faqih.

Solusi yang tepat adalah mengatasi kesenjangan antara kebutuhan operasional perguruan tinggi negeri dan pendapatan PTN di luar APBN.

“Pendanaan PTN harus dilakukan melalui sponsor ketimbang membebani mahasiswa dengan biaya yang lebih tinggi. Ini menjadi tanggung jawab pemerintah sebagai pengampu PTN di Indonesia, sesuai dengan Undang-Undang,” jelas Faqih.

Dia kemudian menyebut angka-angka yang menunjukkan bahwa 43 persen dari korban pinjaman online ilegal adalah guru, dan mendesak pemerintah untuk memberikan solusi komprehensif untuk meningkatkan kesejahteraan guru, termasuk memberikan akses ke pembiayaan jangka pendek yang legal, ringan, dan mudah.

Berita Terkait

Megawati Umroh 2025: Mengambil Niat di Masjid Tan’im Bersama Keluarga
Kongres XVIII Muslimat NU: Tiga Program ‘Mustika’ Jadi Sorotan
Berbagai Agenda DPR Hari Ini, Dari Isu Kesehatan Hingga Keamanan Laut
Presiden Turki Erdogan Akan Kunjungi Indonesia, Bertemu Prabowo di Istana Bogor
Menaker Yassierli Dorong Mahasiswa Polteknaker Kuasai AI untuk Masa Depan Cerah
KAI Wisata Hadirkan Lawang Sewu Peace & Love February dan Kompetisi Foto Romantis di Semarang
Ikan Mati Massal di Waduk Jatiluhur Bernilai 2,2 Miliar, KKP Sudah Ingatkan Pembudidaya
[HOAKS] Tautan Pendaftaran Kartu Sembako Murah Beredar di Facebook

Berita Terkait

Selasa, 11 Februari 2025 - 14:23 WIB

Megawati Umroh 2025: Mengambil Niat di Masjid Tan’im Bersama Keluarga

Selasa, 11 Februari 2025 - 11:53 WIB

Kongres XVIII Muslimat NU: Tiga Program ‘Mustika’ Jadi Sorotan

Selasa, 11 Februari 2025 - 09:53 WIB

Berbagai Agenda DPR Hari Ini, Dari Isu Kesehatan Hingga Keamanan Laut

Selasa, 11 Februari 2025 - 02:27 WIB

Presiden Turki Erdogan Akan Kunjungi Indonesia, Bertemu Prabowo di Istana Bogor

Senin, 10 Februari 2025 - 18:46 WIB

Menaker Yassierli Dorong Mahasiswa Polteknaker Kuasai AI untuk Masa Depan Cerah

Berita Terbaru