RENTAK.ID – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan Puncak Peringatan Hari Down Syndrome (HDS) Sedunia dengan tujuan memberikan pemahaman tentang pembinaan dan pendidikan bagi anak dan peserta didik Down Syndrome.
Pada peringatan ini, Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (Dit. PMPK) serta Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) turut aktif.
Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen, Iwan Syahril, menyatakan bahwa penanganan yang tepat sejak dini sangat penting agar anak-anak Down Syndrome dapat hidup mandiri dan bahagia.
“Peringatan ini juga bertujuan untuk memberikan motivasi dan dukungan psikologis bagi orang tua anak Down Syndrome serta memberikan mereka ruang untuk mendapatkan pendidikan yang optimal dan berkontribusi dalam masyarakat,” katanya, dikutip Sabtu (30/3/2024)
Dengan tema “Kita Istimewa”, peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan semangat belajar anak-anak dengan Down Syndrome sehingga mereka dapat menggali potensi lebih dalam.
Plt. Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Aswin Widiyanto, menegaskan bahwa peringatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan pemangku kepentingan agar memberikan dukungan kepada anak-anak Down Syndrome dalam memperoleh pendidikan dan berkontribusi dalam masyarakat.
Down Syndrome, yang merupakan kelainan genetik umum, mempengaruhi sekitar 1 dari 800 bayi baru lahir. Dengan perawatan dan penanganan yang tepat, mereka mampu menjalani kehidupan sehari-hari secara mandiri dan bahkan berprestasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa terdapat sekitar 3.000–5.000 bayi yang terlahir dengan kondisi Down Syndrome setiap tahunnya. Di Indonesia, kejadian Down Syndrome memiliki kecenderungan meningkat, dengan sekitar 0,21% kelompok usia 24–59 bulan mengalami kondisi ini.
Down Syndrome terjadi karena kelebihan kromosom, khususnya salinan tambahan kromosom 21 pada bayi dalam kandungan. Hal ini mengakibatkan perubahan fisik, perilaku, dan intelektual. Anak-anak dengan Down Syndrome sering mengalami masalah pendengaran dan penglihatan, serta pertumbuhan yang terlambat dan masalah perilaku.
Peringatan Hari Down Syndrome Sedunia menjadi wujud kepedulian terhadap mereka dan upaya untuk meningkatkan kesadaran serta pemahaman masyarakat tentang kondisi ini. ***