RENTAK.ID – Festival Kurikulum Merdeka (FKM) 2024 mencapai puncak semaraknya di Plannery Hall Jakarta Convention Center, dengan Sesi Gelar Wicara sebagai sorotan utama yang menginspirasi dan memberikan refleksi mendalam bagi semua pemangku kepentingan pendidikan.
Kegiatan ini dimulai dengan antusiasme tinggi dari para pengunjung yang memadati acara, menandai kesuksesan implementasi Kurikulum Merdeka di tahun ajaran baru.
“Kami berupaya menyajikan inovasi-inovasi terbaik dari seluruh Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil,” kata Aswin Wihdiyanto, Plt. Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus sekaligus Ketua Panitia FKM 2024, Sabtu, 6 Juli 2024.
Sesi Gelar Wicara pertama menghadirkan berbagai narasumber terkemuka yang berbagi pengalaman dan wawasan tentang manfaat Kurikulum Merdeka. Dari perwakilan Potret Cerita, termasuk seorang content creator penerima beasiswa LPDP S2 dari University College London, hingga Key Opinion Leader (KOL) seperti Galih Sulistyaningrat, setiap narasumber memberikan perspektif yang berharga tentang perubahan positif yang mereka rasakan dalam pendidikan.
Galih Sulistyaningrat, dalam pidatonya, menegaskan pentingnya pendidikan berkualitas yang dapat diakses oleh semua anak, tak peduli latar belakang mereka. Pemikiran ini menjadi inti dari transformasi Kurikulum Merdeka yang mengedepankan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.
Stefanus Padeng, seorang guru dari Nusa Tenggara Timur, menyuarakan pengalaman pribadinya dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di kelasnya. “Kurikulum Merdeka mendorong pendekatan terdiferensiasi, memungkinkan saya untuk lebih memenuhi kebutuhan individual setiap siswa,” ujarnya.
Sementara Sri Mayawati, seorang ibu dari Sumatera Selatan, menyoroti pentingnya kolaborasi antara orang tua dan guru dalam mendukung perkembangan anak-anak. “Kurikulum Merdeka membuka jalur komunikasi yang lebih baik antara sekolah dan keluarga,” paparnya dengan antusias.
Udzma Naziihati Mahfudzah dari Kalimantan Selatan, sebagai seorang siswa, mengungkapkan bagaimana Kurikulum Merdeka mendorong keterlibatan aktif peserta didik dalam proses belajar mengajar. “Saya menjadi lebih percaya diri dalam berbicara di depan kelas berkat Kurikulum Merdeka,” ujarnya.
Potret Cerita, sebagai wadah berbagi pengalaman melalui unggahan foto dan video, memperlihatkan keberhasilan Kurikulum Merdeka dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Dari ribuan karya yang masuk, 46 karya terpilih dipamerkan dalam stan dan walking gallery, memperkuat inspirasi bagi semua peserta.
Acara ini tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi inspirasi, tetapi juga mempererat kolaborasi antara semua pihak terlibat dalam pendidikan. Dengan demikian, Festival Kurikulum Merdeka 2024 tidak hanya merayakan prestasi, tetapi juga mengukuhkan komitmen untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan di Indonesia.
Dengan adanya keberhasilan ini, harapan besar terbentuk: agar semangat Kurikulum Merdeka terus berkobar, menerangi setiap sudut pendidikan negeri ini menuju masa depan yang lebih cerah.