Breaking News
Beranda » Ragam » Agama dan Lingkungan

Agama dan Lingkungan

  • account_circle Redaksi Rentak
  • calendar_month Rab, 7 Jun 2023

Oleh: Saifullah

Mahasiswa Prodi PKLH Program Pascasarjana UNJ.

AGAMA dan lingkungan seringkali dipahami secara terpisah, pemahaman tersebut berkembang selama ini, seolah agama tidak pernah memberikan kontribusi terhadap kesadaram umat dalam menjaga  lingkungan. Kita tidak berpikir bahwa agama sangat mempengaruhi keberlangsungan lingkungan hidup. Padahal terdapat hubungan yang erat antara agama dan lingkungan hidup, khusunya pada kontribusi agama dalam mepengaruhi prilaku manusia terhadap persepsi dan tingkah lakunya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup disekitarnya.

Sebelum itu penulis ingin menegaskan, jika uraian tentang kaitan agama dengan lingkungan hidup ini tidak seimbang. misalnya uraian pada agama tertentu lebih panjang daripada uraiannya pada agama yang lain, itu bukanlah suatu  kesengajaan, namun semata-mata kurangnya pengetahuan penulis tentang bagaimana pandangan agama yang bersangkutan tentang lingkungan hidup, dan kebetulan referensi yang dijumpai penulis tentang kaitan agama tersebut (selain Islam) dengan lingkungan, juga terbatas.

Kita akan mencoba berwacana secara singkat tentang bagai- mana pandangan berbagai agama terhadap lingkungan hidup. Mengingat mayoritas penduduk Indonesia memeluk Islam, kita akan mulai diskusi ini dengan pandangan lslam terhadap lingkungan hidup. 

  1. PANDANGAN AGAMA ISLAM

Mengutip ayat Al Quran yang berhubungan dengan larangan untuk berbuat kerusakan di muka bumi, “…dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi, Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Al Quran Surah Al Qashash: 77). Selain itu, juga dikutip,  “Telah tampak kerusakan di darat dan laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka, sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Kutipan ini berasal dari Q.S. Ar-Rum:41. Dalam Al Quran orang yang berbuat kerusakan terhadap bumi disebut mufsidin. Mufsidin bukan golongan orang yang disukai Allah Swt. Menarik adalah tafsir dari Muhammad Taqiuddin Al Muhammad Muhsin Khan terkait mufsidin ini. Kedua ulama besar tersebut menyatakan bahwa mufsidin adalah orang-orang berkomitmen terhadap kejahatan dan dosa besar seperti penindas, tiran, penyalah guna wewenang. Khan, (2002). Menarik bahwa para koruptor, itu berarti baik koruptor lelaki maupun perempuan, menurut kedua ulama tersebut, sama atau setingkat dosanya dengan para penindas dan tiran.

Dua ayat yang dikutip di atas, di samping menjelaskan larangan bagi manusia untuk berbuat kerusakan di muka bumi, juga menjelaskan sifat Allah yang Maha Pemurah dan Penyayang, manusia sengaja diberi peringatan, agar mau berupaya kembali ke jalan yang benar. Masalahnya manusia sering kali tidak sadar bahwa bencana yang terjadi di alam sekelilingnya pada hakikatnya adalah peringatan dari Sang Khalik, Pencipta dan Pemilik alam ini (rabbil ‘alaamiin). Di sini tersirat pengakuan Islam bahwa alam semesta ini adalah ciptaan Allah, dan bukan ada dan hadir sendiri secara bertahap sebagaimana keyakinan para evolusionis. Ditegaskan, “Sesungguhnya Tuhan kamu  ialah Allah, yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas Arasy untuk mengatur segala urusan. (Q.S. Yunus:3) 

Sementara itu, hadis yang dikutip dari sunah rasulullah Saw. Menegaskan kegemaran manusia terhadap hal hal yang indah, cantik dan asri. Dikutip dari hadis riwayat Ahmad (H.R. Ahmad) yang berbunyi: “Tiga hal yang menyejukan pandang, Yaitu: menyaksikan pandangan pada yang sejuk (asri), pada air yang mengalir jernih, dan pada wajah rupawan.” Dengan demikian, agar manusia menjadi manusia yang baik, yang Khairun naas , di usahakan memelihara ketiga hal tersebut.

Selain itu, hal-hal tersebut di atas Islam juga meyakini betapa seriusnya Allah menciptakan dunia beserta isinya ini, dinyatakan “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main“. (Q.S. Ad Dukhan: 38). Artinya manusia akan berdosa besar jika bermain-main dengan ciptaan Allah, dengan menghilanglenyapkan spesies, mencemari lingkungan ciptaan Tuhan, memerkosa, dan mengeksploitasi alam habis-habisan, membuat alam merana dan sebagainya. Selain itu juga dinyatakan bahwa keseimbangan adalah jati diri alam ciptaan Tuhan ini. Dikatakan, “..kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. maka lihatlah berulang-ulang adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang (Q.S. AI Muk: 3-4). Selanjutnya dapa kita petik hikmah Air sebagai zat penyusun kehidupan di alam semesta. Firman Allah Swt, “dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.” (Q.S. Al Anbiya: 30). Tanpa air tiada kehidupan. Air yang berfungsi menyusun dan melestarikan kehidupan ini sifatnya netral, seimbang. Jika dilihat dari segi kimia pH air = 7 dalam kisaran normal 0-14. Jadi pH air tepat di tengah-tengah skala pH. Ingat konsep mizan dalam Islam, keseimbangan atau keselarasan itu menciptakan hamoni, keselamatan, dan perdamaian. 

Keseimbangan adalah batas optimal (bukan batas maksimal, karena jika keadaan lingkungan berbeda letak keseimbangan juga berubah) Agar kondisi normal, ia tidak boleh dilanggar atau diganggu. Oleh sebab itu orang-orang yang berbuat kerusakan adalah orang- orang yang melewati batas (musrifin). Difirmankan, “Dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan” (Q.S. AsySyu ‘ara: 151-152). Sekali lagi di sini terlihat Rahman dan Rahimnya Allah Swt. Jika manusia terlanjur melewati batas dan berbuat kerusakan di muka bumi, harus segera bertaubat dan mengadakan perbaikan, agar tidak dicap, diberi predikat oleh Allah sebagai musrifin. Dengan demikian, predikat mufsidin dan musrifin adalah predikat yang tidak disukai Allah Swt. Ancaman bagi mufsidin dan atau musrifin adalah neraka.

  1. PANDANGAN AGAMA KRISTEN/KATHOLIK.

Terkait dengan hal ini pandangan Kristen (dan juga Katholik., karena memiliki Kitab Suci yang sama) tentang lingkungan hidup ditegaskan dalam Kejadian 2:15 yang berbunyi, Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu” Ayat ini redaksinya ditempatkan setelah penciptaan manusia oleh Tuhan seperti yang diungkapkan dalam Kejadian 1:27-28,. “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia, laki-laki dan perempuan diciptakannya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka,.”Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi”.

Dalam Kejadian 8: 21 “Aku tak akan mengutuk bumi ini karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku tak akan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. “Ayat ini difirmankan Tuhan setelah penenggelaman segala yang hidup pada peristiwa bahtera Nabi Nuh. Ayat tersebut menurut Borrong (2003: 202) adalah ayat yang menunjukkan adanya perjanjian Allah dengan manusia dan disebutnya perjanjian ekosfer, yaitu perjanjian yang menunjukkan saling ketergantungan antara semua ciptaan dalam ekosistem. Dalam hubungan ini Borrong dalam publikasinya berjudul Etika Bumi Baru (2003:1 79) menyatakan bahwa “.kalau Allah diakui sebagai Pencipta dan Pemilik alam ini, maka manusia seharusnya tidak memperlakukan alam ini sebagai miliknya sendiri Atau kalau Allah diakui terus-menerus turut memelihara alam dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, dan burung- burung di udara, dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” ini, maka manusia seharusnya tidak merusak apa yang dipelihara aIlah.”

Di antara esensi teologi ekologi dalah teologi yang mengakui bahwa alam adalah ciptaan dan karya allah, maka Allah adalah pemilik dan yang berdaulat atas seluruh ciptaan-Nya, temasuk manusia. Karena alam adalah ciptaan, maka alam tidak ilahi dan karena itu tidak perlu disembah. Akan tetapi, alam nempunyai nilai intrinsik sebab alam diciptakan dengan baik oleh allah. Nilai intrinsik tersebut adalah nilai kehamonisan hubungan antara ciptaan dengan Pencipta dan di antara semua ciptaan sehingga seluruh ciptaan berada dalam keharmonisan yang seimbang sesuai dengan maksud Sang Pencipta.

  1. PANDANGAN AGAMA HINDU

Agama Hindu amat mengedepankan konsep kosmologi Tri Hita karana, yang merupakan falsafah hidup yang dapat dipergunakan untuk melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi. Tri Hita Karana bermakna Tiga penyebab Terciptanya Kebahagiaan. Asal katanya dari, tri = tiga, hita = kebahagiaan, karana = penyebab. Konsep Tri Hita Karana menekankan kepada tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu meliputi: hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan Tuhan.

Dengan menerapkan falsafah ini diharapkan dapat mencegah berkembangnya pandangan hidup yang lebih mengedepankan individualisme dan materialisme. Sebagai contoh, dengan menerapkan prinsip Tri Hita Karana pembangunan sistem subak dalam irigasi sawah-sawah di Bali dapat langgeng berlangsung terus karena tiga komponen telah diadaptasi dengan baik peran dan fungsinya.

Terkait dengan flosofi Tri Hita Karana tersebut, manusia harus melaksanakan Trikaya Parisudha yang meliputi tiga aspek sebagai berikut. (a). Berpikir baik, suci, dan benar terhadap Tuhan yang Maha esa (Sang Hyang Widhi Wasa atau lda Bathara), (b). Berpikir baik, suci, dan benar terhadap sesama ciptaan,  lebih-lebih kepada manusia, (c). Berpikir baik, suci, dan benar terhadap lingkungan. (Jendra, dalam Supartha, 1994: 156)

Selain hal tersebut, diyakini bahwa sebelum PBB pada tanggal 10 Desenmber 1948 mencanangkan apa yang disebut Universal Declaration of Human Right (Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia, HAM), Kitab Suci Agama Hindu, Weda (Veda, berasal dari kata vid yang maknanya pengetahuan), dalam inti ajarannya yang disebut Panca Pilar, sebenarnya telah menjadi pelopor HAM. Panca Pilar mencakup nilai-nilai kemanusiaan yang disebut sathya (kebenaran, truth), dharma (kebajikan, right conduct), prema (kasih sayang, love), shanti (ke damaian, peace), dan ahimsa (tidak melakukan kerusakan, nonviolence). 

Sementara itu, Titib (994) dalam sumber yang sama, mengutip salah satu Veda (Atharwaveda) menyatakan,“.hendaknya semua orang harmonis terhadap ibu dan bapaknya, terhadap binatang ternat dan burung-burung maupun menghargai dan membina hubungan yang harmonis dengan semua umat manusia.” (Atharwaveda 1.31,4), “Buatlah semua orang dan binatang-binatang bahagia” (Yajurveda XVI, 48). kemudian “Tidak menyakiti makhluk lain, berpegang kepada kebenaran, tidak pemarah, melepaskan diri dari ikatan duniawi, tenteram dan tidak suka memfitnah, kasih sayang terhadap semua makhluk, tidak tamak, lemah-lembut, sopan-santun dan teguh iman“(Bhagavadgita XVI, 2).

  1. PANDANGAN AGAMA BUDDHA

Dalam agama Buddha dikenal empat ajaran yang meliputi metta/maitri, karuna, mudita, dan uppeka. Metta/maîtri adalah cinta kasih yang mumi yang diberikan kepada semua makhluk yang menembus sekat-sekat manusia berupa ras, suku, bangsa, agama, jenis kelamin, usia, tempat tinggal, dan lain-lain. (Bandingkan dengan konsep prema dalam agama Hindu yang diuraikan di depan). Cinta kasih ini hakikatnya menghendaki agar semua makhluk dapat hidup sejahtera (dalam arti kebutuhan pokok terpenuhi, damai, terlindung, aman, sehat), sedangkan lawan langsung dari metta/ maitri adalah kebencian dan iktikad buruk. Lawan tidak langsungnya adalah nafsu, keinginan yang bersifat jasmani, keterikatan terhadap nafsu-nafsu indra dan ketergiuran atau kemelekatan terhadap “aku’ (pema/prema). Metta adalah suatu keadaan batin yang bersih. 

Metta merupakan bahasa hati yang menghubungkan satu sama lain serta menyatukannya (sebagai alat pemersatu). Metta mencintai, tetapi bijaksana, tidak melekat dan sekaligus tidak menyakiti. Ikut berempati, merasakan beban penderitan serta membantu mengeliminasi penderitaan yang dialami suatu makhluk. Dalam hubungan ini pengertian makhluk lain tidak hanya manusia lainnya, namun juga hewan dan tumbuhan. Semua perbuatan baik, sifat-sifat baik mempunyai dasar karuna sebagai pangkal pijakan. 

Mudita adalah kegembiraan yang timbul dari hati nurani atas keberhasilan orang lain. Mudita adalah simpati tanpa keakuan. Lawan langsungnya adalah iri hati, dengki dan ketidaksenangan, sedangkan lawan terselubungnya adalah luapan emosi. Sifat karuna dan mudita ibarat sekeping mata uang pada kedua sisinya, berbeda tetapi tak dapat dipisahkan. Upekka/Upeksa adalah keseimbangan batin yang timbul akibat perenungan terhadap sebab-akibat/hukum karma serta memiliki pengertian tentang kenyataan sehingga membuat pikirannya tenang dan tidak tergoyahkan. 

  1. PANDANGAN AGAMA KHONGHUCU

Dalam pandangan agama konghucu Penting untuk diketahui adalah inti sari ajaran terkait dengan penciptan manusia dan alam semesta, serta Thian. Sistem organisme yang mengatur semua makhluk hidup harus mengikuti Dao (Jalan Suci), dan tidak boleh berlawanan. Dalam alam semesta ini ada dua unsur yang berbeda, namun saling melengkapi, disebut Yin/Im (sifatnya dingin) dan Yang (sifatnya panas). Semua makhluk hidup harus menjaga keseimbangan antara Yin dan Yang agar tidak menentang Dao. Intisari yang lainnya terkait kewajiban moral dan etika manusia. Tuhan menciptakan manusia untuk hidup di dunia dengan mengemban tugas. Tugas pertama adalah hidup sebagai manusia sewajarnya. Maksudnya tidak serakah, tidak jahat kepada sesama manusia, dan tidak merusak lingkungan alam sebagai sumber hidup.

Tugas kedua adalah membangun dunia ini lebih baik agar manusia generasi mendatang bisa hidup lebih nyaman dan sejahtera. Untuk itu generasi tua harus mendidik generasi muda dengan bekal keimanan, moralitas, keahlian, dan keberanian untuk menghadapi kehidupan. Mengutip pendapat Ws. Budi S. Tanuwibowo Ketua Umum (MATAKIN) bahwa kekeringan, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi dan tsunami serta sederet bencana lainnya bencana itu merupakan hukuman dari Tuhan Khalik Semesta Alam ataukah faktor alamaiah semata.  Kita semua tidak bisa menjawabnya  secara pasti ungkapnya. Peristiwa ini adalah  akibat dari perilaku manusia yang ceroboh, serakah, tidak bertanggung jawab dan hanya berpikir jangka pendek belaka sehingga Alam yang begitu banyak menopang kehidupan manusia dieksploitasi habis-habisan seakan tidak akan disisakan sedikit pun untuk esok hari. Padahal generasi yang akan datang, sebagai pemilik sah masa depan/kehidupan, juga masih membutuhkan limpahan kasih sayang dari alam semesta. ****

  • Penulis: Redaksi Rentak
Tags

Rekomendasi Untuk Anda

  • Inilah Urgensi Penggunaan Sabuk Keselamatan

    Inilah Urgensi Penggunaan Sabuk Keselamatan

    • calendar_month Rab, 3 Jan 2024
    • account_circle Redaksi Rentak
    • visibility 18
    • 0Komentar

    Oleh: Djoko Setijowarno* PENGGJNAN sabuk keselamatan sangat penting untuk meningkatkan keselamatan pengguna angkutan umum. Kecelakaan lalu lintas dapat saja terjadi namun tingkat fatalitas masih dapat diminimalisasi. Setidaknya dalam bulan Desember 2023 terjadi dua kecelakaan tunggal bus. Pertama, kecelakaan bus PO Handoyo terjadi simpang susun Jalan Tol Cikampek dan Tol Cipali pada Jumat (15/12/2023). Bus terbalik […]

  • FIFTY FIFTY  Kembali Masuk  10 Besar Chart Single Resmi Inggris di Minggu ke-10

    FIFTY FIFTY Kembali Masuk 10 Besar Chart Single Resmi Inggris di Minggu ke-10

    • calendar_month Sab, 3 Jun 2023
    • account_circle Redaksi Rentak
    • visibility 11
    • 0Komentar

    RENTAK.ID – Selepas menggebrak sejarah bulan lalu sebagai girl grup K-pop pertama yang menembus 10 besar chart Single Resmi Inggris, FIFTY FIFTY kini telah menambah pencapaian itu dengan menghabiskan minggu kedua mereka di 10 besar. Fifty Fifty adalah grup perempuan Korea Selatan yang dibentuk oleh Attrakt pada tahun 2022. Grup ini terdiri dari empat anggota: […]

  • Unika Atma Jaya Resmikan Ruang Terbuka Hijau, Wujudkan Kampus Berkelanjutan di Tengah Kota

    Unika Atma Jaya Resmikan Ruang Terbuka Hijau, Wujudkan Kampus Berkelanjutan di Tengah Kota

    • calendar_month Sab, 5 Okt 2024
    • account_circle Redaksi Rentak
    • visibility 23
    • 0Komentar

    JAKARTA – Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya kembali meneguhkan langkahnya dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan meresmikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kampus I Semanggi, Jumat (4/10/2024) petang. Acara ini menjadi simbol nyata komitmen Unika Atma Jaya dalam menciptakan lingkungan kampus yang berkelanjutan, diresmikan langsung oleh Uskup Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta yang […]

  • Ganjar Pranowo Ungkap Isu Fokus Debat Kedua Capres-Cawapres Pemilu 2024 Bersama Mahfud MD

    Ganjar Pranowo Ungkap Isu Fokus Debat Kedua Capres-Cawapres Pemilu 2024 Bersama Mahfud MD

    • calendar_month Kam, 21 Des 2023
    • account_circle Redaksi Rentak
    • visibility 17
    • 0Komentar

    RENTAK.ID – Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo, mengungkapkan sejumlah isu yang akan dibahas oleh Calon Wakil Presiden, Mahfud MD, dalam debat kedua Capres-Cawapres Pemilu 2024 pada Jumat, 22 Desember 2023. “Ada banyak sekali. Bagaimana kami melihat ekonomi harus berkembang hingga 2045. Tahapannya sudah kami siapkan, skenario juga kami siapkan, dan bagaimana ekonomi bisa […]

  • Penangkapan Tersangka Penyebar Video Deepfake: Skema Penipuan Berkedok Bantuan Keuangan

    Penangkapan Tersangka Penyebar Video Deepfake: Skema Penipuan Berkedok Bantuan Keuangan

    • calendar_month Jum, 7 Feb 2025
    • account_circle Dafa Hamzah
    • visibility 19
    • 0Komentar

    Penyidik dari Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri telah menangkap seorang tersangka bernama JS (25) atas dugaan melakukan tindak pidana penipuan dengan memanfaatkan video deepfake. Baca lebih lanjut :

  • Persiapan Pemkot Bekasi Dalam Menyambut Peresmian Light Rapid Transit, Ini Penjelasan Dishub Selaku Leading Sektor

    Persiapan Pemkot Bekasi Dalam Menyambut Peresmian Light Rapid Transit, Ini Penjelasan Dishub Selaku Leading Sektor

    • calendar_month Rab, 12 Jul 2023
    • account_circle Redaksi Rentak
    • visibility 13
    • 0Komentar

    RENTAK.ID, BEKASI – PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menargetkan Light Rapid Transit (LRT) akan beroperasi pada di 2023 untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek). Sementara, kesiapan Pemerintah Kota Bekasi dalam hal ini Dinas Perhubungan sebagai leading sektor sejauh apa dalam menyambut peresmian LRT? Kabid Angkutan dan Terminal Dinas Perhubungan (Dishub) Pemerintah Kota Bekasi Ade […]

expand_less