JAKARTA – Film A Business Proposal yang dibintangi Abidzar Al-Ghifari ternyata mengalami kesulitan di box office. Berdasarkan data dari situs perfilman IMDb, film ini hanya mendapatkan rating 1/10 dari 16.720 penilai, yang menandakan respons negatif dari sebagian besar pengguna.
Tak hanya itu, performa film ini di bioskop juga mengecewakan. Menurut situs Cinepoint, film ini hanya meraih 6.894 penonton pada hari pertama penayangannya. Angka tersebut menunjukkan tingkat okupansi yang sangat rendah, kurang dari 4% dari total 1.270 jadwal penayangan di berbagai bioskop.
Netizen Soroti Sikap Abidzar Al-Ghifari
Beberapa penonton yang memberikan nilai rendah di IMDb lebih menyoroti sikap sang aktor utama, Abidzar Al-Ghifari, ketimbang kualitas filmnya. IMDb sendiri merupakan platform yang memungkinkan pengguna memberikan rating tanpa harus menonton filmnya terlebih dahulu.
“Ya kan male lead-nya yang bilang kalau nggak mau nonton ya nggak usah nonton,” sindir seorang netizen di media sosial.
Banyak penggemar drama Korea yang kecewa karena Abidzar mengaku tidak menonton versi aslinya maupun membaca webtoon sebelum memerankan karakter utamanya. Sikap ini dianggap meremehkan karya asli dan membuat banyak calon penonton enggan untuk menonton film adaptasi ini.
Caitlin Halderman Curi Perhatian, Tapi Tak Cukup Selamatkan Film
Di platform lain seperti Letterboxd, penilaian terhadap A Business Proposal lebih beragam. Beberapa penonton memberikan rating 3 bintang, terutama karena penampilan Caitlin Halderman. Aktris ini dipuji karena berhasil membawakan perannya dengan ekspresi dan gestur yang menarik.
“Caitlin Halderman sih the real scene stealer. Gaya centilnya pas banget di film ini,” tulis seorang pengguna Letterboxd.
Namun, pujian terhadap Caitlin tak cukup untuk menyelamatkan film ini dari kegagalan di box office.
Minim Penonton, Layar Bioskop Dipangkas
Performa buruk di hari pertama berimbas langsung pada jumlah layar yang diberikan oleh jaringan bioskop. Dari awalnya 1.270 layar, film ini kini hanya tersisa di 551 layar karena minimnya penonton.
Pantauan di aplikasi pemesanan tiket seperti M-Tix dan CGV menunjukkan bahwa banyak kursi masih kosong, bahkan di kota-kota besar. Di jaringan CGV, film ini hanya bertahan di enam lokasi di Jakarta, seperti Aeon Mall JGC, Bella Terra Lifestyle Center, dan Transmart Cempaka Putih.
Sebagai perbandingan, film Petaka Gunung Gede berhasil menarik 170.007 penonton di hari pertama, sementara Pulung Gantung: Pati Ngendat meraih 31.304 penonton. Bahkan, film 1 Kakak 7 Ponakan dan Perayaan Mati Rasa jauh melampaui A Business Proposal, masing-masing dengan 915.365 dan 752.279 penonton.
Komentar Pedas Warganet
Kegagalan film ini memicu berbagai reaksi di media sosial. Banyak warganet yang menyoroti kesombongan beberapa pemerannya selama promosi.
“Wkwkwkwk hari pertama cuma 6.900 penonton, padahal layarnya 1.270 di seluruh Indonesia. Siap-siap turun layar cepat. Pelajaran buat aktor ke depannya, jaga lisan ya!” tulis seorang netizen.
“Lagian sombong amat cast-nya. Pada nantangin ‘nggak usah nonton’… Yaudah, beneran nggak ditonton,” tambah akun lain.
Bahkan, ada yang bercanda menyarankan cara unik agar film ini laku di pasaran.
“Daripada sewa buzzer, mending promo beli 1 gratis tabung gas. Pasti rame!” tulis seorang netizen yang mendapat banyak likes.
Dengan kondisi saat ini, A Business Proposal tampaknya sulit untuk bangkit di box office. Apakah film ini akan bertahan lebih lama, atau segera turun layar sepenuhnya? Kita lihat saja perkembangannya. (***)