JAKARTA – TNI Angkatan Laut (AL) terus memperkuat komitmennya terhadap perkembangan teknologi otonom dengan membuka Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Autonomous Warfare for Revolution Maritime Operation Affair.
Acara yang digelar di Auditorium Denma Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur pada Rabu (25/9/2024) ini dibuka langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali.
Tujuan utama dari FGD ini adalah memperluas pemahaman peserta mengenai dampak teknologi otonom terhadap peperangan, serta bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Acara tersebut berlangsung dalam format tatap muka dan video conference (vicon), diikuti oleh berbagai pejabat penting dari TNI AL, perwakilan perguruan tinggi, serta 143 peserta dari seluruh wilayah Indonesia.
Dalam sambutannya, Kasal menyoroti bagaimana kemajuan teknologi, khususnya dalam bentuk Autonomous Warfare, telah mengubah wajah peperangan modern.
“Teknologi seperti kapal dan pesawat tanpa awak, serta kecerdasan buatan (AI), mampu meningkatkan kecepatan respons terhadap ancaman, memperbaiki efisiensi operasional, sekaligus mengurangi risiko bagi personel militer,” ujar Kasal.
Meski membawa banyak manfaat, Kasal juga menegaskan bahwa penerapan Autonomous Warfare menimbulkan sejumlah tantangan, termasuk dalam aspek sosial, hukum, politik, dan strategi militer.
Diskusi mendalam mengenai tantangan-tantangan ini diharapkan menghasilkan solusi yang dapat memanfaatkan teknologi otonom untuk memperkuat pertahanan maritim Indonesia di masa depan.
Acara ini dimoderatori oleh Brigita Manohara, presenter TV One, dan menghadirkan sejumlah narasumber ahli. Sesi pertama menghadirkan Asisten Khusus Menteri Pertahanan Laksdya TNI (Purn) Dr. Didit Herdiawan Ashaf yang membahas “Autonomous Warfare for Revolution Maritime Operation Affair”, serta Ir. Ridwan Prasetyarto dengan topik “AI dan Sistem Multi-Agen dalam Perang Maritim Otonom”.
Sementara itu, sesi kedua menghadirkan Wakil Kepala BRIN Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian yang mengupas “Senjata Cerdas untuk Perang Laut” dan Kababinkum Laksda TNI Kresno Buntoro yang membahas perspektif hukum internasional terkait Maritime Autonomous/Unmanned Vessel (MAV).
Melalui diskusi ini, diharapkan Indonesia dapat mengantisipasi dan memanfaatkan perkembangan teknologi otonom demi pertahanan maritim yang lebih kuat dan efisien.