Tradisi Punggahan: Kearifan Budaya Masyarakat Jawa Muslim di Deli Serdang
- account_circle Dafa Hamzah
- calendar_month Kam, 27 Feb 2025

Tradisi Punggahan: Kearifan Budaya Masyarakat Jawa Muslim di Deli Serdang. (FB Netizen)
RENTAK.ID – Masyarakat Jawa yang bermukim di Deli Serdang, Sumatera Utara, membawa serta berbagai tradisi budaya dari tanah leluhur mereka.
Salah satu tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini adalah Punggahan, sebuah ritual yang dilakukan menjelang bulan suci Ramadan.
Tradisi ini tidak hanya menjadi wujud penghormatan kepada para leluhur, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga.
Asal-usul Tradisi Punggahan
Istilah Punggahan berasal dari kata dalam bahasa Jawa “unggah” yang berarti naik atau meningkat. Secara filosofis, tradisi ini melambangkan kesiapan spiritual untuk menyambut bulan Ramadan dengan hati yang bersih dan jiwa yang suci.
Tradisi ini dibawa oleh para transmigran Jawa yang datang ke Sumatera Utara sejak zaman kolonial Belanda.
Rangkaian Acara Punggahan
Tradisi Punggahan biasanya dilakukan sekitar seminggu sebelum Ramadan. Kegiatan ini melibatkan beberapa prosesi, di antaranya:
1. Ziarah Kubur
Masyarakat mengunjungi makam keluarga atau leluhur untuk membersihkan makam dan berdoa. Ziarah ini menjadi momen refleksi spiritual sekaligus bentuk penghormatan kepada mereka yang telah tiada.
2. Selamatan atau Kenduri
Acara selamatan diadakan dengan mengundang keluarga, tetangga, dan tokoh masyarakat. Menu khas seperti tumpeng, nasi gurih, dan aneka lauk-pauk disajikan sebagai simbol rasa syukur. Doa bersama dipanjatkan agar diberikan kelancaran dalam menjalani ibadah puasa.
3. Silaturahmi
Momentum Punggahan juga dimanfaatkan untuk mempererat hubungan sosial antarwarga. Biasanya, masyarakat saling berkunjung ke rumah tetangga dan kerabat sambil bermaaf-maafan.
4. Tukar Menukar Lauk
Salah satu tradisi khas Punggahan adalah masyarakat membawa makanan dari rumah masing-masing ke satu tempat yang telah disepakati, seperti masjid, balai desa, atau rumah tokoh masyarakat.
Setelah doa bersama, hidangan tersebut disantap bersama-sama. Uniknya, sebelum makan, masyarakat saling tukar-menukar lauk sebagai simbol berbagi rezeki dan mempererat rasa persaudaraan.
Makna Tradisi Punggahan
Tradisi ini mengandung nilai-nilai sosial, spiritual, dan budaya yang sangat penting. Secara sosial, Punggahan memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas di tengah masyarakat.
Secara spiritual, tradisi ini menjadi pengingat bagi setiap individu untuk mempersiapkan diri dalam menyambut Ramadan dengan hati yang bersih.
Pelestarian Tradisi di Era Modern
Meskipun zaman terus berkembang, masyarakat Jawa di Deli Serdang masih menjaga tradisi Punggahan.
Namun, generasi muda perlu terus diberikan pemahaman tentang makna dan filosofi di balik tradisi ini agar tidak tergerus oleh perubahan zaman.
Tradisi Punggahan merupakan salah satu kekayaan budaya masyarakat Jawa di Deli Serdang yang memiliki nilai sosial dan spiritual yang mendalam.
Melalui tradisi ini, masyarakat tidak hanya mempersiapkan diri secara lahir dan batin untuk menjalani ibadah Ramadan, tetapi juga memperkuat tali persaudaraan dan menjaga harmoni sosial.
Pelestarian tradisi ini menjadi tanggung jawab bersama agar kearifan lokal tetap hidup di tengah dinamika zaman.***
- Penulis: Dafa Hamzah