RENTAK.ID – Usai pelaksanaan Deklarasi Komitmen dan Penanda Tanganan Forkopinda Serdang Bedagai (Sergai), terkait Pemberantasan dan Narkoba Musuh Bersama, Polres Sergai gelar Forum Group Discussion (FGD) di aula Pratama Mapolres Sergai di Desa Firdaus, kecamatan Sei Rampah, Kamis (14/9/2023).
Kapolres Sergai AKBP Oxy Yudha Pra testa diwakili Kabag Ops Kompol LS Siregar didampingi Kasat Binmas AKP R. Panjaitan dan KBO Satnarkoba, Iptu Bonar Manurung memandu acara FGD tersebut.
Peserta FGD adalah Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Pendidik, Pelajar dan Jurnalis saling mengeluarkan pendapat terkait pemberantasan narkoba yang sudah sangat meresahkan ini.
Kabag Ops Kompol LS Siregar mewakili Kapolres Sergai memaparkan, jika berdasarkan data yang disampaikan Kapolres, saat ini Provinsi Sumut menduduki rangking kedua di Indonesia sebagai sarang pengedar/pengguna narkoba.
“Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) masuk kedalam urutan kelima di provinsi Sumut, artinya walaupun penanganan kasus narkoba di Polres Sergai dalam beberapa bulan ini mencapai 100an kasus, tetapi Rumah Tahanan Polisi (RTP) dan Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) mayoritas penghuninya, rata-rata kasus narkoba.”
Untuk itu Kepolisian mengundang seluruh elemen dan komponen berbagai lapisan, untuk melakukan diskusi bagaimana memberantas peredaran narkoba ditengah masyarakat dan pelajar, sekarang ini.
“Pemberantasan narkoba itu tugas bersama dan bukan hanya urusan Polisi, sebab peredarannya sudah meluas, ” kata Kompol LS Siregar.
Berbagai pendapat disampaikan oleh peserta diskusi, antara lain dari Ustadz Parluhutan Siregar selalu pengelola Pondok Pesantren, Zakiyun Najjah di Firdaus, Pemuka agama/masyarakat, Sya’i Dalimunthe, unsur Pendeta, Pendidik (Guru) dan Jurnalis (Wartawan).
Pada intinya para tokoh agama dan masyarakat sepakat, kalau pemberantasan narkoba itu dilakukan secara bersinergi. Artinya, usulan Kapolres melibatkan semua unsur hingga perangkat desa dan kepala dusun patut diapresiasi.
Adanya Kampung Tangguh atau Bersinar, yang saat ini dilakukan oleh Satres Narkoba, dinilai produk tidak maksimal.
“Ternyata, di dalam kampung itu sendiri disinyalir masih ada bandar atau pengedar tingkat Kampung yang berjualan narkoba, ” ucap Sya’i Dalimunthe.
Salah seorang pendidik ketika memberikan pendapatnya mengatakan, mereka meminta kepada Polisi untuk memberikan sosialisasi ke sekolah, apa dan bagaimana bentuk dan dampak dari narkoba tersebut.
“Misalnya sabu dan ganja, rupa dan bentuknya bagaimana saja kami belum pernah lihat, ” ujarnya.
Sementara itu, Andy Ebiet mewakili Jurnalis ketika diberikan kesempatan mengeluarkan pendapatnya mengatakan, sangat menyayangkan kalau di era digital ini masih ada orang yang gak tau bagaimana bentuknya sabu-sabu dan ganja.
“Jadi kita minta, terutama kaum wanita kalau punya gadget itu pergunakanlah untuk melihat ruang pengetahuan umum, jangan hanya melihat Tik-tok dan berita seleb aja, ” sindirnya.
Saat ini, lanjut Andy melihat kejadian almarhum Ali Masykur warga Aceh yang menjadi korban pembunuhan di Tangerang, beberapa waktu yang lalu.
“Harusnya kita melihat kenapa dan sebab apa dia jadi korban, ternyata diduga korban termasuk pemain tablet Tramadol. Sejenis obat berbentuk tablet, harganya lebih murah dari sabu tapi dampaknya, membuat kita lebih kuat, berani dan beringas. Apakah Tramadol ini dipakai oleh para Pelajar yang masuk menjadi Genk Motor?”
“Untuk ini kita minta perhatian pihak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk menyelidikanya. Karena Tramadol oleh pakar kesehatan masuk ke dalam golongan psikotropika, dan harus melalui resep dokter jika membeli di Apotik. “
“Apakah peredaran gelap Tramadol sudah sampai ke Sergai? Untuk itu mari kita bersama Peduli. Jangan bersikap apatis, harus bersama memberantas narkoba dan tidak bertumpu kepada satu institusi saja, ” tandas Jurnalis tersebut.
Diakhir diskusi, dari kelompok Generasi Muda yang dihadiri perwakilan KNPI, GAMKI dan pelajar serta pemuka agama dan masyarakat serta pendidik, secara bersama membuat komitmen; ‘Narkoba musuh bersama dan harus dibasmi secara bersama’. ***
Foto :
Para peserta Forum Group Discussion (FGD) DI polres Sergai, berkomitmen kalau narkoba musuh bersama.