JAKARTA – Rencana proyek 3 Juta rumah dari pemeruntah bikin Turki dan Singapura tergiur untuk terlibat. Ini.terbilang proyek besar danemakan waktu panjang dalam mengggarapnya.
Anggota Komisi V Fraksi PKB DPR RI, Syafiuddin Asmoro, menyambut baik minat Turki dan Singapura dalam mendukung proyek pembangunan 3 juta rumah.
Meski begitu, ia berharap pelaksanaan proyek ambisius ini melibatkan kontraktor dan pekerja dari Indonesia demi mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Ketertarikan Turki dan Singapura untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut pertam, a kali disampaikan oleh Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan, Hashim Djojohadikusumo. Menurutnya, Turki berencana membangun 50.000 unit rumah, sementara Singapura menyatakan minatnya untuk membangun 100.000 unit rumah.
Selain itu, dalam waktu dekat pemerintah juga akan menandatangani kerja sama dengan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), untuk pembangunan 1 juta unit rumah.
“Banyaknya negara yang ingin mendukung proyek 3 juta rumah ini menunjukkan bahwa proyek tersebut sangat diminati. Tentu kami sangat mendukung program Presiden Prabowo itu,” ujar Syafiuddin, Jumat (24/1/2025).
Meski mendukung penuh proyek tersebut, Syafiuddin memberikan beberapa catatan penting terkait pelaksanaannya.
Dorong Keterlibatan Kontraktor Lokal
Syafiuddin menegaskan, dalam menjalin kerja sama dengan negara lain, pemerintah harus memastikan proyek ini melibatkan kontraktor dan subkontraktor lokal. Menurutnya, langkah ini penting agar perusahaan konstruksi dalam negeri juga mendapatkan manfaat dari pembangunan besar-besaran tersebut.
“Meskipun kerja sama dengan Qatar, misalnya, sudah ditandatangani dan mereka menunjuk kontraktor dari China, pemerintah tetap harus melobi agar Qatar bersedia menggunakan subkontraktor dari Indonesia. Jadi, kontraktor utama memang dari luar, tapi subkon dari kita,” jelasnya.
Syafiuddin juga menyoroti pentingnya menggunakan tenaga kerja dalam negeri dalam proyek ini. Menurutnya, proyek 3 juta rumah ini dapat menjadi peluang besar untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.
“Jangan ada tenaga kerja dari luar. Semua pekerja harus dari Indonesia. Kita punya banyak tenaga kerja terampil yang mampu menjalankan proyek ini,” tegas legislator asal Dapil Jawa Timur XI tersebut.
Syafiuddin juga mengingatkan agar proyek ini disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Pemerintah, katanya, perlu memastikan pembangunan rumah tidak berlebihan sehingga tidak ada unit yang kosong atau tidak terjual karena melebihi permintaan.
“Proyek ini harus benar-benar dihitung sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Jangan sampai ada rumah yang kosong karena tidak diminati,” beber politisi asal Madura itu.
Syafiuddin menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal jalannya proyek 3 juta rumah ini agar dapat terlaksana dengan baik dan memberi manfaat maksimal bagi rakyat Indonesia.
“Proyek ini harus menjadi solusi bagi kebutuhan perumahan rakyat sekaligus mendorong perekonomian dalam negeri. Kami akan terus memantau agar semuanya berjalan sesuai rencana,” pungkasnya. ***
Penulis : lazir
Editor : ameri