RENTAK.ID – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melakukan courtesy call dengan pimpinan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taiwan di kantornya, Ruiguang Road, Neihu District, Taipei pada Minggu (24/09/2023). Dalam pertemuan tersebut, Kepala BP2MI dan delegasi disambut oleh Wakil Kepala KDEI Beserta seluruh Jajarannya.
Kepala BP2MI Benny Rhamdani dalam sambutannya menjelaskan apa yang menjadi prioritas utama BP2MI.
“Berdasarkan data World Bank tahun 2017, terdapat sembilan juta Pekerja Migran Indonesia yang berada di luar negeri, namun hanya 3,7 juta yang tercatat prosedural. Berarti sisanya ilegal dan mungkin mereka adalah korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Oleh karena itu, pemberantasan sindikat Saya jadikan prioritas.” Ungkap Benny di ruang rapat KDEI.
Benny melanjutkan, dirinya telah berkali-kali memimpin langsung penggerebekan yang dilakukan oleh BP2MI bekerja sama dengan Polri. “Ini kejahatan besar dan akar dari masalah yang menimpa Pekerja Migran Kita,”
Kemudian, lanjut Benny, fokus Taiwan yaitu banyaknya kasus overcharging. Setiap Pekerja Migran harus mengeluarkan biaya sekitar 70-80 juta rupiah. Padahal negara sudah menetapkan Struktur Biaya (Cost Structure). Misalnya, untuk Pekerja Rumah Tangga sebesar 24 juta biayanya. Inilah kejahatan yang kita harus hadapi bersama. Ini masalah serius.
Benny meminta kepada semua pihak terutama KDEI untuk membantu permasalahan ini agar segera diatasi.
Pada kesempatan dan tempat yang sama, Benny bertemu dengan para pimpinan perguruan silat yang ada di Taiwan untuk berdialog dan memperkenalkan organisasi atau perguruannya.
“Saya hanya ingin bersilaturahmi untuk lebih mengenal para Pekerja Migran dan masalah-masalahnya. Apa sih yang dibutuhkan.
Kami, lanjut Benny, butuh organisasi-organisasi seperti ini di luar negeri untuk mensosialisasikan secara terus menerus langkah-langkah perbaikan untuk Pekerja Migran Indonesia.
Terkait pertikaian yang terjadi sebelumnya, Benny meminta agar perguruan dapat ambil hikmah dan belajar dari kejadian yang sudah terjadi.
“Semangat menjaga ukhuwah dan persatuan di antara Pekerja Migran dan semangat persatuan harus terus diperkuat. Masalah yang terjadi diselesaikan secara hukum. Terimakasih atas kebesaran jiwa. Sehingga ini tidak terjadi lagi. Wajah Indonesia di mata luar adalah wajah para Pekerja Migrannya.” Kata Benny.
Benny meminta para organisasi yang ada di luar negeri dapat bekerja sama dan kolaborasi dalam penanganan permasalahan Pekerja Migran Indonesia.
“Negara sedang sangat serius memperhatikan Pekerja Migran. Mohon dibantu. Jika ada masalah di lapangan bisa terus komunikasi pada KDEI atau langsung ke Saya.” Tuturnya
Wakil Kepala KDEI Taiwan, Zulmartinof berpesan untuk saling menjaga persatuan dan persaudaraan antar perguruan.
“Bekerjalah secara profesional. Taiwan tak melarang kita membuat apapun selama itu baik. Taiwan memberi kebebasan untuk para Pekerja Migran Indonesia. Saya minta bekerja dengan baik dan jaga persatuan dan persaudaraan kita.” Paparnya.
Dalam rangkaian kegiatan di kantor KDEI, Kepala BP2MI meninjau tempat pelayanan kemudian di aula juga memberikan sosialisasi dan dialog di hadapan 200 orang Pekerja Migran Indonesia. Keseluruhan kegiatan di kantor KDEI usai pukul 16.00 waktu Taipei, kemudian rombongan bertolak ke Taiwan Main Station untuk bertemu dengan para Pekerja Migran Indonesia disana.