JAKARTA – Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya kembali mencatatkan kontribusi signifikan dalam dunia ilmu pengetahuan, salah satunya melalui hibah dari International Foundation for Science (IFS).
Prof. Dr. Diana Elizabeth Waturangi, S.Si., M.Si., dari Fakultas Teknobiologi, membagikan kisah inspiratifnya dalam meraih hibah internasional yang membuka jalannya sebagai ahli mikrobiologi pangan di kancah global.
Sejak bergabung dengan Unika Atma Jaya pada 2004, Prof. Diana dihadapkan pada tantangan finansial dalam penelitian. Namun, pada 2008, berkat hibah dari IFS, ia berhasil mengembangkan penelitian tentang Vibrio Cholerae pada es yang dijual oleh pedagang kaki lima di Jakarta.
“Dukungan ini bukan hanya berarti secara finansial, tetapi juga memberi saya peluang untuk membangun jaringan internasional dan memperkuat reputasi di bidang keamanan pangan,” ungkapnya, Rabu (30/10/2024).
Hibah dari IFS tak hanya memberikan dukungan dana, tetapi juga memfasilitasi kolaborasi global dengan tokoh seperti Profesor Swapan Banerjee dari Health Canada dan Profesor Radu Son dari Universiti Putra Malaysia.
Penelitian ini bahkan dipublikasikan di Journal of Food Protection pada 2012, meningkatkan visibilitas penelitian Indonesia di dunia internasional.
Melanjutkan kariernya, Prof. Diana memperluas fokus risetnya pada patogen pangan, biofilm, dan bakteriofag. Melalui hibah berikutnya dari IFS, ia dapat mengembangkan penelitian yang menyoroti masalah pangan di Indonesia serta mempublikasikan hasilnya di jurnal internasional terkemuka.
“Hibah ini memungkinkan saya untuk berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan lokal dengan perspektif ilmiah yang berdampak luas,” jelasnya.
Prestasinya juga diakui dalam laporan tahunan IFS 2023, di mana ia dipilih sebagai salah satu dari 8.000 peneliti dari 105 negara yang mendapat sorotan istimewa.
Sebagai seorang ahli mikrobiologi pangan, Prof. Diana turut berperan sebagai panel ahli di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, memberikan pelatihan deteksi molekuler bakteri patogen kepada ilmuwan BPOM di seluruh Indonesia.
Di samping itu, ia menjabat sebagai Duta American Society for Microbiology (ASM) di Indonesia pada periode 2016–2021, berkontribusi dalam pengembangan pendidikan mikrobiologi di berbagai universitas.
Dedikasi Prof. Diana menjadi bukti nyata pentingnya penelitian yang aplikatif dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat Indonesia.
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya sangat bangga dengan pencapaian anggota fakultasnya ini, serta berharap dapat terus bermitra dengan IFS dalam upaya riset yang berdampak bagi keberlanjutan global. ***