RENTAK.ID – Ledakan yang mengguncang sebuah bandara di Kota Isfahan, Iran, pada Kamis malam atau Jumat (19/4/2024) dini hari, menandai eskalasi konflik Israel-Iran yang membuka potensi Perang Dunia ke-3 (PD III).
Analis militer dan intelijen Connie Rahakundini Bakrie mengatakan PD III membutuhkan banyak tahapan dari sekadar bilateral conflict. “Namun PD III memang terbuka karena berbagai keterkaitan, mengingatkan kita pada PD I yang terjadi setelah konflik yang melibatkan sekutu-sekutu dan negara-negara lain,” kata Connie Bakrie saat dihubungi, Jumat (19/4/2024).
Menurut Connie, keterlibatan negara-negara besar dan aliansi internasional menjadi pemicu utama untuk sebuah perang skala global. “Perang Dunia ke-1 adalah contoh nyata bagaimana konflik antara dua negara besar dengan aliansi mereka dapat menarik negara-negara lainnya ke dalam konflik tersebut,” tambahnya.
Connie menekankan bahwa langkah krusial yang akan menandai dimulainya PD III adalah masuknya kekuatan besar seperti Rusia atau Cina ke dalam konflik untuk menyerang negara anggota NATO. “NATO akan segera mengaktifkan Pasal 5 yang mengharuskan seluruh anggotanya turun tangan di bawah komando AS,” ungkapnya.
Ia menyebut, jikapun ada nuclear exchange di antara Iran dan Israel, belum tentu NATO akan mengaktifkan Pasal 5. “Yang kemungkinan terjadi adalah AS akan menambah pasukan ke Israel, meskipun dengan segala keengganannya karena dampaknya pada ekonomi AS yang akan terganggu akibat tindakan OPEC,” jelasnya.
Sejarah mencatat bahwa OPEC pernah memberlakukan embargo terhadap negara-negara Barat pasca Perang Arab-Israel 1973, yang menyebabkan krisis ekonomi. Hal ini menambah kompleksitas dan resiko atas potensi eskalasi konflik di Timur Tengah saat ini.