Partai Gelora Resmi Lantik 526 Pengurus DPP dan DPW Periode 2024-2029, Siap Kokohkan Peran Politik
- account_circle Redaksi Rentak
- calendar_month Ming, 23 Feb 2025

Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia resmi melantik 526 pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) untuk periode 2024-2029. (dok. gelora)
JAKARTA – Dengan semangat baru dan formasi kepengurusan yang semakin beragam, Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia resmi melantik 526 pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) untuk periode 2024-2029.
Pelantikan ini menandai babak baru perjalanan politik partai yang terus berkembang meski belum mencapai parliamentary threshold dalam Pemilu 2024.
Prosesi pelantikan digelar secara hybrid di Ballroom Hotel Grandkemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu (22/2/2025) sore. Selain pelantikan pengurus, 73 anggota legislatif Partai Gelora juga mengucapkan sumpah jabatan mereka dalam acara tersebut.
Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta, memimpin langsung prosesi pengambilan sumpah jabatan. Sebanyak 337 pengurus DPP dan 189 pengurus DPW dari 38 provinsi serempak mengucapkan janji mereka. Anis Matta terlebih dahulu memastikan kesiapan para kader sebelum melanjutkan prosesi.
“Sebelum saya mengambil janji jabatan, saya ingin bertanya kepada saudara-saudara semuanya. Apakah saudara-saudara bersedia mengucapkan janji jabatan sesuai agama masing-masing?” tanya Anis Matta lantang.
“Bersedia!” jawab para kader serempak dengan penuh semangat.
Mereka kemudian berjanji untuk menjunjung tinggi nilai-nilai agama, mematuhi peraturan partai serta perundang-undangan yang berlaku, dan berkomitmen menjaga disiplin serta etika dalam berpolitik.
Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfuz Sidik, mengungkapkan bahwa dalam kepengurusan DPP periode ini, terdapat lima pimpinan Badan Pengurus Harian (BPH), yaitu Anis Matta sebagai Ketua Umum, Fahri Hamzah sebagai Wakil Ketua Umum, Mahfuz Sidik sebagai Sekretaris Jenderal, Achmad Rilyadi sebagai Bendahara Umum, serta Rofi Munawar sebagai Koordinator Pelaksana Harian.
“Selain itu, kepengurusan kali ini juga diisi oleh sejumlah tokoh dari berbagai latar belakang, seperti purnawirawan TNI, diplomat, artis, dan jurnalis. Di antaranya Laksda TNI (Purn) Dadang Irawan, Mayjen TNI Tomi Basari Natanegara, Marsma TNI Eko Rislanto, artis senior Renny Djajoesman, mantan Duta Besar Laos Raden P. Pratito Soeharyo, diplomat senior Ple Priatna, serta jurnalis senior Asep Setiawan,” kata Mahfuz Sidik.
Ia menegaskan bahwa meskipun Partai Gelora belum memiliki kursi di DPR RI, partai ini justru mengalami lonjakan animo masyarakat yang ingin bergabung. “Banyak yang mengira perjalanan Partai Gelora sudah selesai, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Kepengurusan semakin besar dan semakin beragam,” ungkapnya.
Dalam struktur kepengurusan baru ini, terdapat keterwakilan dari berbagai generasi, dengan Gen Z sebanyak 8,63 persen, Milenial 28,27 persen, Gen X 54,56 persen, dan Baby Boomer 8,63 persen. Dari sisi gender, kepengurusan terdiri dari 68,75 persen laki-laki dan 31,25 persen perempuan.
Mengokohkan Peran Politik
Mahfuz Sidik juga menegaskan bahwa Partai Gelora ingin mengokohkan perannya dalam pembangunan Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memperbarui mars partai dan mengubah logo sebagai simbol semangat baru.
“Kami sedang memperkuat narasi dari mars Partai Gelora Indonesia, dan dalam waktu dekat, kami akan meluncurkan versi terbaru dalam momen yang penting bagi kita,” ujar Mahfuz.
Ia juga menjelaskan perubahan pada logo partai yang tetap mempertahankan warna biru tetapi menonjolkan unsur merah putih lebih kuat. “Ini adalah simbol bahwa mulai tahun 2025, kami akan bekerja lebih keras dan mewarnai Indonesia dengan semangat Gelora,” tambahnya.
Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta, menegaskan bahwa partainya siap menjadi bagian dari generasi pemikul beban pemerintahan Prabowo Subianto. “Secara perlahan-lahan, Partai Gelora akan menjelma menjadi rumah bagi seluruh rakyat Indonesia,” katanya.
Menurutnya, perbedaan fundamental Partai Gelora dengan partai lain adalah tidak adanya eksklusivitas terhadap kelompok tertentu. “Semua orang bisa bergabung di rumah ini. Di Partai Gelora, semua punya ruang sendiri tanpa perlu ada pertengkaran. Partai Gelora mencerminkan populasi Indonesia secara keseluruhan,” tegasnya.
Anis Matta juga menyoroti pentingnya keterwakilan berbagai generasi dalam kepengurusan partai. Ia menyatakan bahwa perbedaan pola pikir antar-generasi harus dipahami dan dikelola dengan baik. “Generasi 60-an lebih historis dan berpikir berdasarkan memori, sering kali memori kekalahan. Tapi generasi 20-an lebih futuristik, kepala mereka dipenuhi mimpi dan harapan. Nah, kita akan bekerja dengan harapan yang lebih besar, seperti generasi 20-an,” pungkasnya. ***
- Penulis: Redaksi Rentak