RENTAK.ID, MATARAM – Menulis merupakan kegiatan yang dapat dilakukan oleh semua orang. Menulis juga merupakan kegiatan yang menyenangkan sehingga setiap orang yang melakukan kegiatan menulis akan merasakan ketenangan.
Sama halnya seperti Ni Nyoman Sriviani atau biasa dipanggil Via, seorang siswi kelas X2 SMA Negeri 6 Mataram yang berhasil menerbitkan tiga buah buku novel antologi hasil karyanya.
Berawal saat maraknya permasalahan Covid-19 sehingga seluruh kegiatan diarahkan untuk dilakukan di rumah begitupun kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring.
Bagi Via pembelajaran secara daring dapat menciptakan banyak waktu luang. Untuk mengisi kekosongan saat waktu luang tersebut, remaja berusia 15 tahun itu mulai menyelami dunia fiksi.
“Awalnya saya hanya iseng membaca cerita-cerita romance lewat aplikasi namun, semakin lama saya jadi terpikirkan bagaimana jika cerita yang saya buat juga bisa dibaca banyak orang akhirnya saya mulai mencari ide untuk membuat cerita sendiri,” jelasnya.
Remaja 15 tahun yang duduk di kelas X tersebut berhasil menerbitkan karya tulis pertamanya yang berupa novel antologi berjudul The Nature Of Love pada tahun 2020 lalu. Via hanya menghabiskan waktu selama satu bulan dalam pembuatan novel pertamanya tersebut.
“Jadi waktu itu ada salah satu penulis yang saya idolakan mengadakan event menulis buku bersama dan yang mengirim naskah paling menarik sesuai dengan temanya akan dapat ikut berpatisipasi dalam penerbitan buku ini.
Syukurnya deadline yang diberikan hanya satu bulan sehingga saya dapat mengerjakan dengan maksimal sebagi penulis pemula,” Ungkapnya.
Selang satu tahun setelahnya, Via menerbitkan kembali novel keduanya berjudul Berdamai Dengan Keadaan. Novel tersebut berkisah tentang seseorang yang berusaha berdamai dengan kisah jalan hidupnya diselipkan dengan beberapa kisah romance.
“Jadi untuk buku yang kedua ini saya diberikan tantangan untuk membuat cerita yang sedikit berbeda dengan passion saya yaitu penulis cerita romance untuk remaja, awalnya saya sedikit kesusahan untuk mengerjakannya namun minggu kedua pengerjaan nya saya akhirnya bisa mendapatkan ide yang sesuai dengan temanya namun tidak meninggalkan ciri khas saya sebagai penulis cerita romance,” paparnya.
Selang satu tahun dari terbitnya karya kedua remaja tersebut, ia kembali mendapatkan tawaran untuk novel ketiga yang bertema mental health.
“Karya ketiga ini berjudul Kita Berhak Bahagia. Ini saya buat karna mengambil banyak kisah dari beberapa pengalaman hidup orang-orang sekitar saya, dimana mereka semua mengalami dampak dari permasalahan rumah tangga orang tua mereka hingga keperceraian,” ujarnya.
Perjalanan sebagai penulis diusia remaja tidaklah mudah. Dulunya, Via hanyalah remaja yang gemar membaca cerita fiksi namun kini, Via berhasil menyalurkan banyak ide-idenya dalam bentuk novel.
“Dulu kan hanya iseng, namun karna saya terus belajar dan mengasah kemampuan saya kini saya berhasil menerbitkan tiga buah novel antologi dengan genre yang beragam,” tutup Via. (Nn).