JAKARTA – Dunia bulutangkis Indonesia kembali berduka. Salah satu legenda tunggal putra, Iie Sumirat, meninggal dunia di Bandung, Selasa (22/7/2025).
Kabar duka ini mengguncang banyak pihak, termasuk mantan juara Olimpiade, Taufik Hidayat, yang mengenang mendiang sebagai sosok guru, teman, sekaligus orangtua.
“Bagi saya, Kang Iie itu bukan hanya sekadar mantan pemain nasional dengan catatan prestasi hebat. Kang Iie juga adalah seorang pelatih, pembimbing, teman, dan juga orangtua bagi saya,” ujar Taufik, Rabu (23/7/2025).
Iie Sumirat dikenal sebagai salah satu pemain legendaris yang menjadi bagian tim Indonesia saat menjuarai Piala Thomas 1976. Pada ajang itu, ia mencatat kemenangan penting melawan jagoan Denmark, Svend Pri, yang ikut mengantar Indonesia meraih supremasi dunia.
Bagi Taufik, pertemuannya dengan Iie Sumirat menjadi tonggak awal dalam perjalanan panjang kariernya sebagai atlet papan atas. Ketika memulai karier di klub SGS Bandung pada akhir 1980-an, Kang Iie menjadi pelatih yang membentuk dasar teknik bermainnya.
“Saat saya bergabung di klub SGS, Kang Iie saya anggap sebagai orangtua. Karena sering harus bolak-balik Pangalengan-Bandung, saya bahkan sering menginap di rumah beliau agar tidak terlambat latihan,” kenang Taufik.
Sebagai pelatih, Iie dikenal memiliki metode latihan yang unik dan teknik-teknik yang sering dianggap “aneh” oleh sebagian orang. Namun bagi Taufik, teknik itulah yang justru membawanya ke puncak dunia.
“Berkat polesan Kang Iie, saya bisa meraih prestasi besar: emas Olimpiade Athena 2004, Kejuaraan Dunia 2005, medali emas Asian Games 2002 dan 2006, serta enam kali juara Indonesia Terbuka,” ujar peraih emas Olimpiade itu.
Taufik mengungkapkan bahwa berbagai pukulan istimewa yang menjadi ciri khas permainannya tak lepas dari peran besar sang pelatih.
“Kang Iie lah yang mengajari saya pukulan-pukulan istimewa yang tak diajarkan di buku manapun. Beliau membuat saya berbeda,” ucap Taufik.
Semasa kecil, Taufik juga mengaku sangat mengidolakan Kang Iie karena prestasinya yang luar biasa. Terutama saat tampil heroik membela tim Indonesia di Piala Thomas.
“Tanpa Kang Iie Sumirat, saya bukanlah siapa-siapa. Kepergian beliau adalah kehilangan besar bagi bulutangkis Indonesia. Beliau adalah pahlawan yang menginspirasi banyak generasi,” kata Taufik dengan suara bergetar.
Atas jasa dan dedikasinya, Iie Sumirat dikenang sebagai pelatih yang bukan hanya melatih teknik, tetapi juga membentuk karakter dan semangat juang.
“Semangat dan prestasi yang ditorehkan Kang Iie wajib kita teruskan. Selamat jalan, Kang Iie. Jasamu akan selalu kami kenang.”
Penulis : lazir
Editor : ameri






