JAKARTA – Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali memberikan pembekalan KRI Sultan Iskandar Muda-367 (KRI SIM-367) untuk menjalankan misi perdamaian di Lebanon di bawah komando PBB. Upacara pelepasan digelar di geladak heli KRI SIM-367 dengan suasana penuh khidmat, Kamis 19 Desmber 2024.
Laksamana Ali hadir dengan mengenakan seragam pasukan perdamaian lengkap dengan baret biru muda dan emblem Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), simbol kesiapan TNI AL dalam menjaga perdamaian dunia.
Dalam amanatnya, Laksamana Ali mengingatkan pentingnya kewaspadaan di wilayah konflik bersenjata yang masih bergejolak seperti Lebanon. Ia menekankan agar prajurit Satgas Maritime Task Force (MTF) TNI aktif membangun komunikasi diplomasi dan mengumpulkan informasi penting secara berkala.
“Kembangkan komunikasi yang efektif, selalu perbarui data, dan lakukan deteksi dini terhadap potensi ancaman. Ingat, kalian bertugas di daerah yang penuh dinamika dan ketegangan,” ujarnya tegas.
Lebih dari sekadar tugas militer, Laksamana Ali menegaskan bahwa prajurit yang tergabung dalam Satgas MTF adalah duta bangsa yang membawa nama baik Indonesia. Oleh karena itu, ia berpesan agar seluruh personel menjaga etika, menghormati budaya lokal, dan cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
“Hindari gesekan dalam bentuk apa pun dan utamakan keselamatan baik untuk personel maupun peralatan. Tugas pokok harus selalu menjadi prioritas utama,” tambahnya.
Acara tersebut dihadiri sejumlah pejabat tinggi TNI dan TNI AL, termasuk Wakil KSAL Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma, Panglima Komando Armada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata, dan Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Budi Purwanto.
Selain itu, turut hadir Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Mayjen TNI Taufik Budi Santoso, Komandan Pusat Penerbangan TNI AL Laksamana Muda TNI Sisyani Jaffar, dan Panglima Kolinlamil Laksamana Muda TNI Hudiarto Krisno Utomo.
Suasana haru tak terhindarkan di area dermaga saat keluarga prajurit Satgas MTF melepas keberangkatan kapal. Beberapa prajurit menyempatkan diri untuk berfoto, berpelukan, dan berpamitan dengan keluarga sebelum memulai misi yang akan berlangsung selama setahun. Bahkan, di sela-sela acara, ada seorang prajurit yang melamar kekasihnya di depan keluarga dan rekan-rekan, dengan janji untuk bersama kembali setelah misi selesai.
Setelah upacara pembekalan selesai, KRI Sultan Iskandar Muda-367 memulai pelayarannya menuju Lebanon dengan rute panjang yang mencakup Batam, Kolombo (Sri Lanka), Salalah (Oman), Terusan Suez, dan Port Said (Mesir), sebelum akhirnya tiba di Beirut.
Kapal ini akan menggantikan KRI Diponegoro yang masa tugasnya akan berakhir pada awal Januari 2025. Selama pelayaran, Satgas MTF akan melewati sejumlah perairan rawan, seperti Laut Merah dan perairan Somalia, yang memerlukan kewaspadaan tinggi terhadap potensi ancaman.
KRI Sultan Iskandar Muda-367 membawa 120 personel dan dilengkapi dengan persenjataan yang memadai untuk menghadapi berbagai risiko di laut. Mereka akan melaksanakan patroli di perairan Mediterania, menjalankan tugas untuk memastikan stabilitas keamanan maritim di wilayah Lebanon, sesuai mandat dari United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).
Selain Satgas MTF, Indonesia juga mengirim berbagai kontingen lain untuk mendukung misi perdamaian di Lebanon, seperti Batalyon Mekanis (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas (FHQSU), Satgas Perlindungan Force Protection Company (FPC), dan unit pendukung lainnya. Satgas MTF menjadi komponen yang beroperasi di laut, sedangkan kontingen lain berfokus pada operasi di darat.
Laksamana Ali berharap misi ini berjalan aman dan sukses, serta seluruh personel kembali ke tanah air dengan selamat. “Semoga kalian selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa dan dapat menjalankan tugas dengan baik, membawa nama harum Indonesia di mata dunia,” pungkasnya.
KRI Sultan Iskandar Muda-367 berlayar dengan penuh kebanggaan dan semangat, membawa misi mulia menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah yang dilanda konflik. ***