LOMBK BARAT – Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI) Kabupaten Lombok Barat menggelar kegiatan Ngonthel Jelajah Lombok Barat (Jalomba) pada Sabtu (27/9/2025). Acara ini menjadi cara unik untuk mempromosikan pariwisata sekaligus melestarikan budaya lokal.
Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan Wisata Car Free Night sebagai wadah masyarakat untuk berkumpul, berinteraksi, dan bertukar pikiran. Selain itu, peserta juga diajak mengenal tradisi Begibung—kebiasaan masyarakat Suku Sasak makan bersama dalam satu nampan (nare) yang melambangkan kebersamaan, kesetaraan, serta mempererat tali silaturahmi.
Ketua KOSTI Lombok Barat, H. Herjani, menyampaikan apresiasi atas dukungan komunitas onthelis dari Lombok Tengah, Kota Mataram, dan Lombok Barat yang turut hadir meski sempat diguyur hujan sejak siang hari.
“Alhamdulillah setelah Sholat Ashar hujan reda sehingga acara bisa berjalan lancar. Ini menunjukkan kekompakan pecinta sepeda tua di NTB yang selalu mendukung satu sama lain ketika ada kegiatan,” ungkapnya.
Herjani menambahkan, ngonthel saat ini bukan hanya olahraga populer, tetapi juga sarana melestarikan sejarah, budaya, sekaligus mengenalkan potensi wisata Lombok Barat. Pada Jalomba kali ini, rute dimulai dari Sekretariat KOSTI Lombok Barat di Rumah Makan Cobek Panas menuju Car Free Night, dilanjutkan menyusuri desa-desa di Kecamatan Gerung dengan pemandangan sawah, jagung, dan perbukitan, lalu kembali ke sekretariat untuk menikmati Begibung.
Salah satu peserta, I Komang Restu Sosiawan dari KOSTI Lombok Tengah, menilai kegiatan ini sarat makna.
“Pelestarian sepeda onthel bukan hanya soal hobi dan olahraga, tapi juga cara menyampaikan nilai positif kepada masyarakat. KOSTI Lombok Barat berhasil memadukan olahraga, promosi wisata, dan pelestarian tradisi dalam satu kegiatan,” ujarnya.
Ia menambahkan, KOSTI di berbagai kabupaten/kota di NTB selalu bersinergi dengan pemerintah dalam memperkenalkan wisata, sejarah, dan budaya. Komunitas ini juga aktif dalam kegiatan sosial, seperti bersih-bersih Pantai Gading, donor darah bersama PMI, hingga memperkenalkan rumah adat Suku Samawa (Istana Dalam Loka) dan kawasan Kota Tua Ampenan.
Penulis : yp
Editor : ameri