Imbauan YLKI: Pastikan Hewan Kurban Tersertifikasi Sehat dan Disembelih oleh Juleha

RENTAK.ID – Selain ada pelaksaan ibadah Haji di Tanah Suci Mekkah, berkurban adalah salah satu keutamaan umat muslim pada perayaan Hari Raya Idul Adha.

Aktifitas menyembelih hewan kurban, baik itu sapi, domba, atau kambing menjadi hal yang perlu diperhatikan agar daging konsumsi tersebut tetap baik dan terjamin halalnya.

Bacaan Lainnya

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia memberikan imbauan terkait masalah tata cara menyembelih hewan secara baik hingga dibagikan kepada masyarakat.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, menjelaskan, bahwa hewan kurban harus tersertifikasi dan disembelih oleh juru sembelih halal (Juleha).

“Pastikan bahwa hewan kurban yang disembelih dalam keadaan sehat, bebas dari suatu penyakit; yang dibuktikan dengan sertifikat sehat dari Dinas Peternakan setempat, atau dokter hewan yang punya otoritas menerbitkan sertifikat sehat,” ujar Tulus Abadi dalam keteranganya, Senin (26/6/2023).

Dia menjelaskan, sertifikat sehat sangat penting untuk menjamin keamanan daging kurban yang akan dikonsumsi, dan juga untuk menekan suatu penyakit zoonosis tertentu agar tidak menyebar ke hewan lainnya, dan atau menular ke manusia. Apalagi saat ini masih terdapat wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku), plus potensi wabah lainnya.

Dia melanjutkan, masyarakat agar memastikan bahwa hewan kurban disembelih oleh Juleha. Penyembelihan oleh Juleha mampu melakukan penyembelihan secara profesional dan halal (sesuai syariat Islam).

Dia melanjutkan, penyembelihan hewan kurban agar memerhatikan aspek lingkungan. Misalnya tidak membuang darah dan kotoran hewan secara sembarangan, seperti ke sungai.

“Pembuangan darah/kotoran ke sungai akan menyerbarkan berbagai potensi penyakit menular,” sebutnya.

Dia menekankan, Idealnya prosesi penyembelihan dilakukan di dalam RPH, baik RPH milik pemerintah atau RPH milik swasta, sehingga mempunyai sertifikat NKV (Nomor Kontrrol Veteriner). Masjid Istiqlal bisa memelopori hal ini sebagai contoh praktik baik penyembelihan hewan kurban.

Hal lain yang harus diperhatikan yaitu prosesi penyembelihan harus memerhatikan aspek kesrawan (kesejahteraan hewan). Misalnya, tidak menyembelih hewan kurban di depan hewan kurban yang masih hidup. Atau hewan kurban yang telah disembelih disandingkan dengan hewan kurban yang masih hidup, yang akan menunggu penyembelihan. Aksi seperti ini bisa menimbulkan hewan kurban stres dan mengakibatkan daging yang kita konsumsi menjadi tidak sehat.

“Penyembelihan hewan kurban tidak disaksikan oleh anak anak kecil (balita), atau anak anak yang masih di bawah umur. Hal semacam ini bisa berdampak buruk pada psikologi anak, misalnya memicu aksi sadisme pada anak anak,” sambungnya.

Hal lain yang harus diperhatikan yaitu, lembagian dan pembungkusan hewan kurban menggunakan kemasan yang ramah lingkungan, dan atau menggunakan kemasan yang food grade.

“Jangan sampai menggunakan kemasan plastik yang berwarna hitam/merah, yang jelas jelas tidak aman untuk mengemas daging kurban,” pungkasnya.

Pos terkait