Polres Sergai Gagalkan Percobaan TPPO Melalui Tanjung Beringin, Pelaku dan Pemilik Kapal Masih Diburu

RENTAK.ID – Satuan Reserse (Satreskrim) Polres Serdang Bedagai (Sergai) berhasil menggagalkan upaya percobaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), Senin 4 Juli 2023 baru-baru ini.

Adapun dalihnya yakni menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke negara jiran (Malaysia) melalui pelabuhan ikan di desa Bagan Kuala kecamatan Tanjung Beringin – Sergai.

Hal ini disampaikan oleh Kapolres Sergai AKBP Oxy Yudha Pratesta melalui Kasat Reskrim AKP Made Yoga Mahendra, usai melakukan gelar Perkara dari Polsek Perbaungan dan lainnya di aula Sat Reskrim Polres Sergai, Senin (10/7/2023) malam.

“Nah, kenapa baru sekarang kami setujui untuk diterbitkan?,hasil lidik Sat Reskrim Polres Sergai bekerjasama dengan Polsek Tanjung Beringin, karena kemarin itu diduga para pelakunya bukan semata-mata warga luar Sergai.”

“Agar pelaku tidak kabur jauh, makanya kami minta jangan di share dulu guna membantu kami menyelidikinya. Walau pun terduga sudah kami kantongi, tetapi setelah melalui penyelidikan yang ber sangkutan belum terdeteksi ada ditempat, alias masih buron keluar Sergai.”

“Sementara yang bisa kami sita yakni, satu unit kapal bermesin Fuso (4 piston) saat ini kami titipkan di dermaga Satpol AIr Tanjung Beringin, karena Nakhoda (Tekong) dan ABKnya kabur saat kami melakukan pengamanan, terhadap 4 orang warga luar Sergai yang menjadi korban dugaan PMI, ” kata AKP Yoga Mahendra.

Ketiga korban dugaan TPPO saat diamankan di Polres Sergai yakni, Armadi Nasution (30) bersama adik kandungnya Dahrul Nasution (27) dan teman sekampungnya Ardi Hasibuan, ketiganya warga Desa Paringgonan, kecamatan Ulu Barumun kabupaten Padang Lawas – Sumut.

Saat diwawancarai awak media ini, Selasa (5/7) 2023) mengatakan, yang mengurus mereka berangkat semula meminta untuk ke Batam, pertama mengurus paspor dan baru berangkat ke Malaysia.

“Karena kami tau kalau Batam memang pelabuhan ke Malaysia, apalagi memakai paspor makanya kami pikir ini perjalanan resmi. Dan saya sebelumnya sudah pernah bekerja disana, jadi majikan saya sudah menunggu dan siap membantu apalagi membawa adik dan saudara dari kampung”, jelas Armadi.

Jadi, lanjut Armadi saat kami selesai membuat paspor di Batam, baru diberi tahu kalau untuk saat ini pelabuhan Batam tertutup untuk PMI yang mau be kerja keluar negari. Dan kami harus me lalui pelabuhan Tanjung Balai ( Asahan), yang juga punya pelabuhan Ferry ke negara jiran.

“Ternyata sampai di Tanjung Balai kami ‘dilego’ lagi dengan dalih pelabuhan han Tanjung Balai ketat pe ngawasannya untuk warga yang mau bekerja keluar negeri, dan kami melalui transportasi darat menuju Pagurawan ( Batubara). “

“Begitu sampai di Batubara entah bisikan dari mana, oleh pemandu kami diarahkan kembali menuju kota Tanjung Beringin atau Bedagai. Dari sini lah awal kecurigaan kami, macam main bola pingpong soal keberangkatan kami.”

“Apalagi waktu kami melihat kapal yang mau kami naiki, ternyata tidak sesuai dengan janji dan dari sinilah kami memutuskan untuk membatalkan keberangkatan kami bertiga. “

“Nah, saat kami hendak naik becaklah kami diamankan Polisi berpakaian preman dan kami diba wa ke Polres Sergai ini”, imbuh Armadi.

Ketiganya ternyata bersyukur diamankan kekantor Polisi, soalnya mereka baru tau duduk masalah sebenarnya dan kalau mereka sudah “dikadali” oleh oknum yang mengatur keberangkatan mereka.

Hal serupa tapi tak sama dialami oleh Randi Kasogi (28) warga Kampung Situ Gede kecamatan Pada Suka, kabupaten Garut – Prov. Jawa Barat yang disabilitas.

Melalui seorang oknum stau calo kepada Pamannya yang sudah bekerja di Malaysia, Randi disuruh naik pesawat ke Bandara Kualanamu Namu (Sumut) dan dipandu melalui hape agar menuju kota Tanjung Balai.

Karena dari Tanjung Balai nanti, dia akan diantar ke Malaysia, tan pa diminta untuk membuat paspor terlebih dahulu.

Dari bandara Kualanamu Namu, Randi naik taksi sesuai perjanjian langsung ke Tanjung Balai. Karena nggak tau, Randi diturunkan di kawasan Kayu Putih (Medan), sembari sopir taksi menyebut kalau mereka sudah di Tanjung Balai dan di haruskan membayar ongkos yang disepakati.

Atas kebaikan seorang sopir angkot, Randi dituntun untuk menaiki bus yang membawanya ke Tanjung Balai. Sesampainya di Tanjung Balai, oleh oknum pemandu lagi-lagi hanya memakai hape, Randi disuruh naik ke kapal dan membawanya ke Pagurawan.

Tetapi karena ada kejadian, kalau ada 11 orang calon PMI diamankan personel Polres Batubara, maka kapal diarahkan ke Bagan Kualanamu kecamatan Tanjung Beringin.

Nah, selagi diatas kapal inilah Randi diamankan petugas Satpam Reskrim dan dibawa ke Polres Sergai, sedangkan Nakhoda dan ABK kapal sudah duluan kabur diduga dipandu oleh oknum warga Bagan Kualanamu sendiri.

“Setelah dimintai keterangan, tiga calon PMI asal Palas dan Randi asal Garut, sudah kita pulangkan ke daerah asal. “

“Karena mereka ini adalah korban, dan kita minta para warga khususnya dari Pulau Jawa dan luar Sumatera Utara agar hati-hati dengan ajakan, bujuk rayu para calo untuk mengiming-iming kerja di luar negeri dengan gaji besar.”

“Banyak modus penipuan, untuk menjual manusia ke negara lain dan ini sudah menjadi sindikat yang melibatkan banyak instansi dan oknum”, tandas Kasat Reskrim AKP Yoga Mahendra.

Foto :

  1. Tiga pemuda asal Padang Lawas korban oknum bujuk rayu untuk dijadikan PMI di Malaysia.
  2. Kapal Tongkang yang rencananya akan membawa puluhan pekerja ilegal ke Malaysia.

Pos terkait