Survei SRS, Di Jawa Timur Prabowo Masih Terdepan, Ganjar dan Anies Masih di Belakang

Prabowo Subianto

RENTAK.ID – Hasil survei terbaru dari Surabaya Research Syndicate (SRS) menunjukkan bahwa pasca deklarasi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar bagian terbesar warga NU dan pemilih PKB di Jawa Timur tetap mendukung Prabowo Subianto. Meskipun dukungan terhadap Anies Baswedan di Jawa Timur sedikit mengalami kenaikan, tapi elektabilitas Prabowo masih tetap kokoh di puncak survei.

Demikian dikatakan Peneliti Senior SRS Edwin Abdul dalam rilis survei SRS, Jumat (15/9/2023). Demikian kesimpulan dari hasil survei nasional terbaru yang dilaksanakan SRS pada 3 s/d 12 September 2023 di 38 kabupaten/kota di seluruh provinsi Jawa Timur.

Bacaan Lainnya

Populasi dari survei ini adalah seluruh Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Jawa Timur dan telah berumur minimal 17 tahun (memiliki e-KTP).

Jumlah sampel sebanyak 1000 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak sistematis (systematic random sampling). Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara melalui telepon dengan responden dipandu dengan kuesioner. Sedangkan ambang kesalahan (margin of error) yang ditetapkan dalam survei ini sebesar +/- 3,1% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) 95%. Validasi data mengacu pada data kependudukan yang dikeluarkan Biro Pusat Statistik (BPS).

“Berdasarkan hasil survei SRS, jika pemilu dilaksanakan saat ini bagian terbesar atau sebanyak 41,4% responden yang mengaku warga NU di Jawa Timur akan memilih Prabowo Subianto. Kemudian sebanyak 34,3% menyatakan pilihannya pada Ganjar Pranowo, sedangkan sebanyak 13,6% mengaku mendukung Anies Baswedan dan 10,7% belum bisa memutuskan memilih siapa (undecided),” ucapnya.

Dibandingkan hasil survei SRS sebelumnya (Agustus 2023), bacapres Anies Baswedan memang mengalami sedikit kenaikan dukungan dari warga NU Jawa Timur. Pada survei Agustus 2023, sebanyak 10,8% responden dari kalangan Nahdliyin mengaku akan memilih Anies jika saat itu dilaksanakan pemilu. Sementara itu pada survei bulan September 2023, sebanyak 13,6% warga Nahdliyin Jawa Timur memilih Anies. Ini berarti, pasca menggandeng Cak Imin elektabilitas Anies di kalangan warga NU Jawa Timur hanya mengalami kenaikan 2,8% saja.

Peneliti Senior SRS Edwin Abdul

“Pendukung Prabowo Subianto dari kalangan Nahdliyin Jawa Timur relatif stabil jika dibandingkan survei Agustus 2023. Dapat dikatakan tak ada migrasi dari pendukung Prabowo ke kubu Anies-Cak Imin. Kenaikan 2,8% yang diperoleh Anies Baswedan berasal dari sebagian warga NU yang sebelumnya mendukung Ganjar Pranowo dan sebagian dari responden yang sebelumnya masih undecided, bebernya.

Pasca deklarasi pasangan Anies-Cak Imin, konfigurasi dukungan pemilih PKB di Jawa Timur juga tidak mengalami perubahan berarti. Bagian terbesar responden yang mengaku pemilih PKB ternyata masih memberikan dukungan pada Prabowo Subianto. Jika pemilu dilaksanakan saat ini, sebanyak 38,4% pemilih PKB di Jawa Timur mengaku akan memilih bacapres Prabowo. Kemudian sebanyak 34,5% menyatakan dukungannya pada Ganjar Pranowo, sedangkan Anies Baswedan dipilih oleh 18,8% dan yang belum punya pilihan sebesar 8,3%.

“Jika dibandingkan survei SRS sebelumnya, memang pemilih PKB yang mendukung bacapres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sedikit menurun, sementara yang mendukung Anies Baswedan sedikit mengalami kenaikan. Ini bisa dimaklumi karena bagaimanapun pasti ada loyalis Cak Imin di kalangan pemilih PKB Jawa Timur,” sebutnya.

Namun demikian penurunan elektabilitas Prabowo dan Ganjar di kalangan pemilih PKB Jawa Timur tidak terlalu signifikan. Bahkan untuk Prabowo secara metodologi sulit disimpulkan mengalami penurunan dibandingkan survei sebelumnya, mengingat selisihnya masih di bawah margin of error yang ditetapkan dalam survei ini (3,1%). Pada survei Agustus 2023, sebanyak 40,2% pemilih PKB di Jawa Timur mengaku akan memilih Prabowo jika pemilu dilaksanakan saat itu. Berarti pasca deklarasi Anies-Cak Imin elektabilitas Prabowo di kalangan konstituen PKB hanya berkurang 2,8% saja (masih di bawah margin of error).

Bacapres Anies Baswedan memang mengalami kenaikan elektabilitas di kalangan konstituen PKB di Jawa Timur. Pada survei Agustus 2023, sebanyak 13,9% responden yang mengaku pemilih PKB di Jawa Timur mengaku akan memilih Anies jika saat itu dilaksanakan pemilu. Dalam survei kali ini sebanyak 18,8% pemilih PKB menyatakan pilihannya pada capres yang diusung Partai Nasdem dan PKB tersebut. Ini berarti pasca menggandeng PKB, bacapres Anies mendulang bonus elektabilitas sebesar 4,9% dari pemilih PKB di Jawa Timur. Bonus ini sebagian diperoleh dari migrasi pemilih PKB yang sebelumnya mendukung Ganjar Pranowo dan sebagian juga dari responden yang sebelumnya masih undecided.

Dengan demikian pasca terbentuknya koalisi Partai Nasdem dan PKB serta deklarasi pasangan Anies-Cak Imin, dukungan warga NU dan pemilih PKB di Jawa Timur terhadap bacapres Prabowo Subianto tetap solid alias tidak terpengaruh. Sedangkan bacapres Anies Baswedan memang mengalami sedikit kenaikan, namun kenaikan itu diperoleh dari berpindahnya warga NU dan pemilih PKB di Jawa Timur yang sebelumnya memilih Ganjar serta dari responden yang sebelumnya undecided.

Elektabilitas Prabowo Di Jatim Masih Teratas

Berdasarkan hasil survei SRS, elektabilitas Prabowo Subianto sebagai bacapres tetap dominan di posisi teratas mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Melalui berbagai format pertanyaan kepada responden, mulai dari pertanyaan terbuka (top of mind), pertanyaan tertutup simulasi 10 nama, pertanyaan tertutup simulasi tiga nama, maupun simulasi head to head, elektabilitas Prabowo selalu unggul atas Ganjar, apalagi atas Anies Baswedan.

Ketika SRS mengajukan pertanyaan secara terbuka (top of mind) kepada responden, siapakah tokoh yang paling pantas menggantikan Presiden Jokowi, secara spontan sebanyak 26,1% menyebut Prabowo Subianto. Kemudian nama Ganjar Pranowo disebut oleh 22,6% responden dan Anies Baswedan hanya disebut spontan oleh 14,2% responden. Setelah itu muncul nama-nama seperti Mahfud MD, Ridwan Kamil, Erick Thohir, Agus Harimurty Yudhoyono (AHY), Sandiaga Uno, Airlangga Hartarto, Puan Maharani, Khofifah, Moeldoko, dan Muhaimin Iskandar. Namun elektabilitas tokoh-tokoh ini tidak signifikan untuk diperhitungkan sebagai capres 2024.

“Lantas saat simulasi Pilpres hanya diikuti oleh tiga capres saja, elektabilitas Prabowo Subianto semakin menguat. Pada saat kepada responden diajukan pertanyaan, siapakah yang akan dipilih jika saat ini dilaksanakan Pilpres dan hanya diikuti oleh Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, ternyata sebanyak 43,8% responden mengaku memilih Prabowo, kemudian 39,7% mengaku memilih Ganjar dan 15,2% menjatuhkan pilihan pada Anies. Sebanyak 1,3% responden menyatakan belum punya pilihan (undecided),” ungkap Edwin Abdul.

Jarak elektabilitas Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo maupun dengan Anies Baswedan semakin lebar ketika SRS membuat simulasi head to head. Saat kepada responden diajukan pertanyaan, siapakah yang akan dipilih jika saat ini dilaksanakan Pilpres dan hanya diikuti oleh Prabowo dan Ganjar, ternyata sebanyak 51,3% warga Jawa Timur mengaku akan memilih Prabowo dan 45,2% menyatakan dukungannya pada Ganjar, sementara 3,5% responden belum bisa memutuskan (undecided). Begitu pula ketika dibuat simulasi head to head, Pilpres hanya dikuti Prabowo dan Anies, dominasi bacapres Partai Gerindra itu semakin tak terkejar. Sebanyak 56,8% mengaku akan memilih Prabowo dan hanya 40,1% responden yang menyatakan dukungannya pada Anies.

“Ketika Pilpres masuk putaran kedua dengan kontestannya Prabowo dan Ganjar maka suara pendukung Anies cenderung bermigrasi ke Prabowo. Begitu pula ketika kontestan Pilpres putaran kedua hanya Prabowo dan Anies, suara pendukung lebih banyak yang mengalir ke Prabowo daripada ke Ganjar. Pendukung Ganjar dan Anies masih merepresentasikan perseteruan antara cebong dan kampret, sehingga pendukung Ganjar dan Anies tidak mudah untuk bersinergi melawan Prabowo,” tegas Edwin Abdul.

Pos terkait