Pertama Kalinya, Bandara Internasional Yogyakarta Gelar Simulai Penanggulangan Keadaan Darurat

RENTAK.ID – Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) menggelar Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) Dirgantara Raharja ke-110 pada Kamis (3/8/2023).

Latihan PKD berskala penuh ini pertama kalinya dilaksanakan di Bandara kelolaan PT Angkasa Pura I (AP1) sejak beroperasi penuh pada Maret 2020 silam.

Bacaan Lainnya

Latihan PKD untuk menguji kemampuan dan kesigapan seluruh personel, serta untuk menguji Standard Operating Procedure (SOP) ketika terjadi keadaan darurat di bandara.

“Dalam bisnis kebandarudaraan, aspek keamanan dan keselamatan penerbangan merupakan prioritas utama yang perlu mendapat perhatian ekstra karena terkait dengan keselamatan jiwa manusia,” ujar Direktur Operasi PT Angkasa Pura I MMA Indah Preastuty.

Latihan PKD di Bandara Internasional Yogyakarta mencakup tiga jenis latihan, yakni simulasi kecelakaan pesawat terbang (aircraft accident exercise), simulasi penanganan bom dan ancaman keamanan penerbangan (security exercise), serta simulasi tanggap bencana alam (airport disaster exercise).

Aircraft accident exercise menguji kemampuan personel dan dokumen SOP yang berlaku ketika sebuah pesawat udara milik maskapai penerbangan Bogowonto Air tipe Airbus A330-200 dengan rute Singapura menuju Yogyakarta yang mengangkut 238 penumpang dan 12 awak kabin mengalami crash sesaat sebelum mendarat di Bandara Internasional Yogyakarta. Pesawat tersebut mengalami perubahan arah dan kecepatan angin dengan sangat cepat. Kombinasi turbulensi dan crosswind tersebut mengakibatkan performa pesawat berkurang dan tidak sempat melakukan proses recovery, sehingga pesawat terdorong dengan sangat kuat ke arah utara landasan pacu.

“Dalam security exercise, disimulasikan dua jenis situasi gangguan keamanan di bandara, yakni penanganan ancaman bom di bandara serta penanganan terhadap situasi demonstrasi massa di area bandara,” terang Indah.

Sedangkan dalam airport disaster exercise, disimulasikan penanganan dan mitigasi bencana alam berupa gempa bumi dengan magnitudo gempa 7,8. Gempa dengan kedalaman 47 km yang berpusat di selatan Cilacap tersebut dinyatakan berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi ini mengakibatkan sejumlah kerusakan pada bangunan terminal bandara, serta mengakibatkan sejumlah pengguna jasa bandara mengalami luka-luka.

Dalam latihan PKD tersebut, fungsi koordinasi, komunikasi, dan komando antar unit dan instansi komunitas bandara akan diuji. Selain untuk menguji personel, latihan PKD juga merupakan upaya untuk menguji Dokumen Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara atau Airport Emergency Plan_ (AEP), Dokumen Program Keamanan Bandar Udara atau Airport Security Program (ASP), Dokumen Rencana Mitigasi Bencana di Bandara atau Airport Disaster Management Plan (ADMP), serta Standard Operating Procedure (SOP) lainnya yang berlaku di bandara.

Selain melibatkan personel internal dari AP1, latihan PKD ke-110 Bandara Internasional Yogyakarta tersebut juga melibatkan personel dari sejumlah instansi antara lain Perum LPPNPI (AirNav Indonesia) Cabang Yogyakarta, TNI, Kepolisian, Kantor Imigrasi, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor Karantina, manajemen rumah sakit di sekitar bandara, serta maskapai penerbangan. Secara total, latihan PKD ini melibatkan sedikitnya sebanyak 638 personel dari instansi tersebut.(amy)

Pos terkait