RENTAK.ID – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, menerima kunjungan Menteri Departemen Hubungan Internasional Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (IDCPC), Liu Jianchao, bersama Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, di kediamannya di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/1/2025) sore.
Rombongan diterima dengan hangat oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah. Saat melangkah masuk, Menteri Liu sempat mengamati sebuah lukisan ikonik yang menampilkan Megawati kecil di pangkuan Presiden Soekarno dan Ibu Negara Fatmawati. Hasto dengan antusias menjelaskan latar belakang lukisan tersebut.
“Pak Liu sangat terkesan dengan simbol sejarah yang ada di kediaman Ibu Megawati. Kami pun berbagi cerita tentang arti penting lukisan itu bagi perjuangan bangsa,” ujar Hasto.
Dalam diskusi yang berlangsung akrab, kedua pihak membahas berbagai isu, termasuk penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok.
“Menteri Liu mengapresiasi peran besar Ibu Megawati dan Presiden Soekarno dalam membangun hubungan strategis kedua negara. Beliau juga menyampaikan salam hangat dari Presiden Xi Jinping,” kata Hasto kepada wartawan.
Selain itu, Menteri Liu mengundang Megawati untuk mengunjungi Provinsi Yunnan di Tiongkok Selatan. Menurut Liu, Yunnan adalah contoh keberhasilan dalam mengatasi kemiskinan ekstrem sekaligus memiliki kekayaan budaya, termasuk kulinernya.
“Ibu Megawati sangat tertarik. ‘Saya dengar makanan di Yunnan mirip dengan cita rasa masakan Indonesia,’ ujar beliau tadi. Bahkan, beliau ingin bertemu dengan seorang vlogger kuliner terkenal dari Yunnan yang viral karena keahliannya,” ungkap Hasto.
Bagi Megawati, undangan tersebut adalah kehormatan besar. “Ibu Megawati ingin menjadwalkan kunjungan secepatnya untuk mempelajari cara Yunnan mengatasi kemiskinan sebagai inspirasi,” tambah Hasto.
Pertemuan diakhiri dengan pertukaran cinderamata antara Megawati dan Menteri Liu, simbol persahabatan yang terus berkembang. “Ini adalah tanda hubungan erat antara kedua bangsa yang terus diperkuat,” tutup Hasto. (***)