Ketua NATO Kutuk Serangan Bunuh Diri di Ankara dan Menyatakan Solidaritasnya dengan Turki

RENTAK.ID – Di tengah kecaman global atas ledakan bunuh diri di dekat Kementerian Dalam Negeri Turki di Ankara, ketua Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg pada hari Minggu menyatakan solidaritasnya dengan negara tersebut setelah insiden yang menyebabkan dua polisi terluka dan mengirim seorang polisi. gelombang ketakutan di kalangan masyarakat.

Dilansir dari hindustimes.com, melalui akun resminya di platform media sosial X, Sekjen NATO Stoltenberg mengecam serangan bunuh diri di Ankara.

“Saya mengutuk keras serangan teroris hari ini terhadap Kementerian Dalam Negeri di #Ankara, dan berharap pemulihan yang cepat dan menyeluruh bagi petugas polisi yang terluka saat menjalankan tugas,” tulis Stoltenberg di X, berharap petugas polisi yang terluka “cepat dan selesai. ” pemulihan.

“NATO berdiri dalam solidaritas dengan #Türkiye dalam perang melawan terorisme,” tambahnya.

Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Turki juga mengutuk ledakan maut tersebut dan mendoakan korban luka segera pulih.

“Kami mengutuk keras serangan teroris pagi ini terhadap Türkiye, Sekutu NATO kami. Kami menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang terluka dan mendoakan mereka segera pulih. Kami berdiri dalam solidaritas dengan Türkiye melawan terorisme,” kata Kedutaan Besar AS dalam sebuah postingan di X.

Keamanan telah ditingkatkan di sekitar gedung-gedung penting pemerintah, termasuk parlemen dan Kementerian Dalam Negeri, setelah serangan tersebut, ketika para anggota parlemen kembali setelah liburan musim panas. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan pidato pembukaan di parlemen beberapa jam setelah ledakan dan mengatakan bahwa “teroris” tidak akan pernah mencapai tujuan mereka di Turki dalam pidatonya di parlemen Turki.

“Aksi teroris hari ini di Ankara, di mana dua penjahat berhasil dilumpuhkan berkat intervensi polisi yang tepat waktu, adalah aksi terorisme terakhir,” kata Erdogan, seraya menambahkan, “Teroris yang mencoba menghancurkan perdamaian dan keamanan warga tidak akan pernah berhasil,” katanya. menurut Al Jazeera.

Arab Saudi mengutuk keras insiden Ankara dan menegaskan kembali dukungannya terhadap setiap inisiatif yang bertujuan memberantas “terorisme” dan memutus sumber pendanaannya.

Perdana Menteri sementara Pakistan, Anwaar-ul-Haq Kakar, menyatakan bahwa Pakistan “sepenuhnya bersatu dengan saudara-saudari Turki dalam perang melawan momok terorisme”.

“Pakistan mengutuk keras serangan teroris yang keji di Ankara hari ini. Kami berdiri dalam solidaritas penuh dengan saudara-saudara Turki kami dalam perjuangan melawan momok terorisme,” tulisnya di X.

Sebelumnya pada hari Minggu, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengutuk serangan di ibu kota Turki, Ankara, pada hari Minggu, menyatakan solidaritasnya dengan negara tersebut. Dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X, Borrell mengatakan, “Kami menyatakan solidaritas dengan Turkiye dan berharap para korban luka segera pulih.”

Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom juga mengutuk serangan bunuh diri tersebut sekaligus menegaskan komitmen negaranya terhadap kemitraan jangka panjang dengan Turki dalam perang melawan terorisme. Ia pun mendoakan agar para korban luka segera pulih.

Khususnya, Turki dan Swedia memiliki hubungan yang tegang di masa lalu, dimana Swedia menuduh Swedia menyembunyikan kelompok-kelompok yang dianggap teroris. Klaim tersebut telah menimbulkan ketegangan dan menghambat masuknya Swedia ke dalam NATO.

Mesir juga mengutuk keras serangan terhadap kementerian dalam negeri Turki dan menyampaikan solidaritasnya kepada negara, pemerintah, dan rakyatnya. Kementerian Luar Negeri Mesir mengecam “serangan teroris” tersebut, dan menekankan penolakannya terhadap segala bentuk terorisme dan kekerasan yang mengganggu stabilitas masyarakat.

Perdana Menteri Albania Edi Rama turut serta menyampaikan kecaman keras dan menyerukan Eropa untuk lebih memahami dan mendukung Turki dalam perjuangannya melawan terorisme.

Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti juga mengungkapkan kesedihannya atas serangan teror di Ankara sambil menyuarakan kelegaan karena kerusakan pada institusi Turki dapat dicegah. Ankara telah menjadi lokasi beberapa serangan dalam beberapa tahun terakhir, khususnya pada tahun 2015 dan 2016, dan banyak yang dikaitkan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) atau ISIS. PKK ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Turki dan sekutu Baratnya.

Sementara itu, Menteri Kehakiman Turki Yilmaz Tunc mengumumkan bahwa penyelidikan yudisial telah dimulai oleh Kepala Kejaksaan Ankara atas serangan tersebut, dan menegaskan bahwa perjuangan negara melawan teror akan terus berlanjut tanpa gentar meskipun terjadi insiden seperti itu.***

Pos terkait