RENTAK.ID – Adanya rencana penghentian layanan katering selama lima hari bagi Calon Jamaah Haji Indonesia sebelum prosesi haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) dan paska Armina akan memberatkan jamaah.
Demikian tanggapan Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKS Iskan Qolba Lubis terkait penghentian katering tersebut.
Dimana sebelumnya, Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat Ahad (11/06/2023) lalu menyampaikan, bahwa Jamaah Haji Indonesia diingatkan agar mandiri saat penghentian layanan sementara katering sekitar lima hari yakni tiga hari sebelum prosesi haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), dan dua hari setelahnya. Jamaah pun diminta membeli makanan di sekitar hotel di Makkah.
Iskan menyebut, penghentian layanan katering tentunya akan memberatkan calon jama’ah haji Indonesia terutama di waktu-waktu penting dimana mereka bersiap siap melaksanakan puncak wukuf di Arafah.
“Ini harus jadi perhatian dari Pemerintah, utamanya Panitia penyelenggaraan ibadah haji, jangan sampai ada calon jama’ah haji Indonesia yang kelaparan atau kurang asupan makanan dan minuman terutama pada saat puncak ibadah haji,” kata Iskan dalam keteranganya, Senin (19/6/2023).
Seharusnya, kata Iskan, pemerintah segera mengambil langkah dan mencari solusi agar pemenuhan kebutuhan utamanya makan dan minum calon jama’ah haji Indonesia terpenuhi.
“Saya menyarankan agar panitia penyelenggaraan ibadah haji menyewa beberapa apartemen yang memiliki dapur yang bisa digunakan untuk memasak kebutuhan calon jama’ah haji. Jangan dibiarkan begitu saja calon jama’ah haji Indonesia mencari makan dan minum sendiri. Karena ini menjadi tanggung jawab Pemerintah,” desak Anggota DPR RI dari Dapil Sumatera Utara II ini.
Sebelumnya, kata Iskan, PKS juga sudah menyarankan supaya pelayanan katering menyatu dengan sewa pemondokan.
“Kalau itu diikuti tidak akan terjadi seperti sekarang ini dimana Jema’ah menghadapi kesulitan menyiapkan makanan, sehingga paling tidak ada dua kondisi yang perlu jadi perhatian Pemerintah yakni Pertama, penginapan tidak membolehkan memasak, kedua, Warung makanan banyak yang tutup saat puncak wukuf di Arafah dan yang Ketiga banyak Jema’ah lansia asal Indonesia saat ini,” terang Iskan. ***